Network
MEDIA BLORA - Ilmu tentang menafsirkan mimpi termasuk yang paling sulit dipelajari.
Mimpi yang benar dalam pandangan Islam adalah seperempat puluh enam dari tanda kenabian.
Tidak semua mimpi bisa ditafsirkan, sebaliknya tidak sembarang orang bisa menafsirkan mimpi.
Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam mengelompokkan mimpi ke dalam tiga jenis. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
وَالرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، الحَسَنَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَالرُّؤْيَا يُحَدِّثُ الرَّجُلُ بِهَا نَفْسَهُ، وَالرُّؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6.4 di Selatan Garut, Jabar Tidak Berpotensi Tsunami
"Mimpi itu ada tiga: mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah SWT, mimpi karena bawaan pikiran seseorang saat sadar, dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapapun. Berdirilah dan shalatlah!" (HR Muslim)
Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak semua mimpi bisa ditafsirkan. Tidak semua mimpi dapat dianggap sebuah isyarat. Bisa saja, mimpi hanyalah pengaruh pikiran saat sedang terjaga, atau bahkan mimpi bisa saja gangguan setan untuk mempengaruhi pikiran manusia.
Mimpi yang memiliki arti isyarat adalah yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah subhanahu wa Ta'ala. Dalam Al Qur'an dijelaskan:
