Tanda keempat, mudah hanyut dalam kejadian di masa lalu. Mengingat luka masa, membuat kita tidak bisa menikmati momen sekarang. Hal yang seharusnya bisa kita syukuri dan hargai menjadi hilang maknanya akibat perhatian yang tertuju pada luka masa lalu.
Sampai disini sudah sangat jelas akibat buruk dari memendam luka. Tidak ada salahnya kita menghirup nafas panjang dan mulai menyadari bahaya buruk menyimpan luka.
Terakhir, tanda kelima, cenderung mengulangi pola kebiasaan buruk yang sama. Luka yang belum sembuh melahirkan cara yang salah dalam berbuat sesuatu. Malangnya, kebiasaan buruk yang dilakukan berulang justru dianggap sebagai jalan penyelesaian. Hal ini dapat terjadi karena pikiran kita tidak berada pada kondisi sehat akibat pengaruh hati yang tidak sehat pula.
Agar terhindar dari luka psikologis, taka da salahnya menyimak saran berikut.
Jangan jalani hidup dengan memendam luka lama. Rawat dulu lukamu hingga sembuh karena cara terbaik menyembuhkan luka adalah dengan merawatnya.
Jangan memaksakan kehendak. Ekspektasi yang tidak realistis sering kali menciptakan luka psikologis.
Lepaskanlah luka. Dengan begitu kamu bisa merasa bahagia bahkan melebihi rasa bahagia saat mendapat hal yang kita inginkan.
Hidup tidak mungkin selalu sesuai dengan yang kita mau. Emosi yang muncul sebenarnya adalah “sinyal tubuh” yang bersifat netral. Respon kitalah yang menentukan perasaan kita menjadi baik atau buruk.***