Rohingya, Etnis Minoritas yang Hidup Terlunta Lunta: Berikut Sejarah dan Kisah Kepiluannya

- 8 Januari 2023, 11:29 WIB
Rohingya, Etnis Minoritas yang Hidup Terlunta Lunta: Berikut Sejarah dan Kisah Kepiluannya
Rohingya, Etnis Minoritas yang Hidup Terlunta Lunta: Berikut Sejarah dan Kisah Kepiluannya /bbc.com

MEDIA BLORA – Etnis Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine yang juga dikenal sebagai Arakan, atau Rohang dalam bahasa Rohingya di Myanmar.

Rohingya sendiri adalah etno-linguistik yang berhubungan dengan bahasa bangsa Indo-Arya di India dan Bangladesh yang berlawanan dengan mayoritas rakyat Myanmar yang Sino-Tibet.

Dari penuturan warga Rohingya dan beberapa tokoh agama, mereka berasal dari negara bagian Rakhine.

Sedangkan sejarawan lain mengklaim bahwa mereka bermigrasi ke Myanmar dari Bengal terutama ketika masa perpindahan yang berlangsung selama masa pemerintahan Inggris di Burma dan pada batas tertentu perpindahan itu terjadi setelah kemerdekaan Burma pada tahun 1948 dan selama periode Perang Kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.

Etnis Rohingya beberapa hari ini menjadi viral karena dikabarkan terdampar di sebuah perairan yang ada di kabupaten Pidie, Aceh pada Senin 26 Desember 2022 sekitar pukul 17.30 kemarin.

Di kabarkan bahwa terdapat sekitar 180an imigran yang terdampar, terdiri dari 83 laki-laki, 70 perempuan, dan 32 anak-anak.

Baca Juga: Inilah Jadwal, Link Live Streaming dan Harga Tiket Proliga 2023 di Bandung Hari ini, Ada 4 Pertandingan Seru

Peristiwa terdamparnya Etnis Rohingya tersebut kemudian menjadikan banyak pertanyaan Siapakah sebenarnya Etnis Rohingya tersebut.Berikut ini penjelasan sejarah Rohingya.

Etnis Rohingya merupakan suku atau sekelompok masyarakat yang ada dan tinggal di negara Burma, yang penduduknya mayoritas merupakan seorang muslim yang hidup terbengkalai dalam bayangan ketakutan.dan terlunta lunta.

Rohingya juga dikenal sebagai keturunan pedagang yang berasal dari negara Arab dan Turki yang kemudian bermigrasi ke Rakhine yang dikenal sebelumnya sebagai Arakan pada abad ke-15

Dalam catatan sejarah mengatakan bahwa ketika Islam Rohingya sampai di Arakan, banyak warga setempat yang secara serentak menganut agama Islam, dan memainkan peran penting atas majunya peradaban di arakan.

Selanjutnya Rohingya mulai mendirikan sebuah kerajaan di Arakan yang dikenal dengan Rakhine State dan mengalami kemajuan yang pesat sekali.

Tahun 1748, ketika seorang raja Burma berhasil menakhlukkan daerah Arakan, yang saat itu sedang ditempati oleh Rohingya dan Raja tersebut tidak berkenan dengan kehadiran Rohingya.

Sang Raja Burma sama sekali tidak ingin mengakui keberadaan dari etnis Rohingya, sehingga akhirnya banyak sebagian dari Rohingya yang mengungsi ke wilayah India dan Bangladesh.

Baca Juga: Tonton Jadwal dan Link Live Streaming Proliga 2023 Hari ini di Moji TV dan Vidio.com, Ada 4 Pertandingan Seru

Pada tahun 1824,seorang penjajah dari negara Inggris mulai menjajah negara Burma.

Dengan adanya penjajahan tersebut, sehingga membuat Rohingya yang ada di Burma mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dan diperkerjakan secara kasar di bawah pemerintahan tentara Inggris.

Pada saat itu, tidak ada seorang muslim satupun yang berhasil memegang pemerintahan tertinggi pada masa itu, dan Inggris membuat kaum muslim arakan menjadi tidak berkembang dan tidak berpengetahuan sehingga menjadi terbelakang.

Setelah Inggris muncul negara Jepang juga menginvasi negara Burma. Karena invasi tersebut masyarakat Burma banyak yang menyerang Rohingya karena dikira mendapatkan keuntungan dari negara Inggris.

Sehingga pada tahun 1945, negara Inggris akhirnya berhasil membebaskan Burma dari negara Jepang, dan Inggris mengkhianati janjinya pada Rohingya, yang dijanjikan akan diberikan otonomi pada wilayah Arakan akan tetapi harapannya berbeda dengan kenyataan.

Ketika Burma merdeka dari penjajahan Inggris pada tahun 1948, dan pada selang tahun setelahnya Partai Program Sosialisasi Burma akhirnya merebut kekuasaan dan bersikap keras dan kasar kepada etnis Rohingya.

Dengan adanya kejadian tersebut, akhirnya membuat sejumlah suku Rohingya mengungsi ke daerah Bangladesh.

Tidak lama selang beberapa tahun, sekitar tahun 1978 Bangladesh pun memulangkan Rohingya ke Burma dengan mengatakan bahwa Rohingya bukan bagian dari negara mereka.

Karena keberadaannya  tidak ada yang mau mengakui etnis Rohingya, akhirnya Burma memberikan  status ilegal kepada etnis Rohingya.

Akhirnya setelah Burma resmi menjadi negara Myanmar, banyak dari etnis Rohingya tersebut yang dianiaya secara tak manusiawi bahkan diperkosa, sehingga banyak yang memilih untuk melarikan diri dari Myanmar.

Pada tahun 2015, Pemerintah Myanmar mencabut status kewarganegaraan Rohingya.

Setelah etnis rohingya benat-benar menjadi ilegal, etnis minoritas tersebut kembali menjadi sasaran persekusi.

Sehingga banyak muslim Rohingya yang meninggal di karenakan kekerasan tersebut dan yang lain melarikan diri ke perbatasan negara Bangladesh.

Media internasional dan organisasi hak asasi manusia menggambarkan Rohingya sebagai salah satu etnis minoritas yang paling teraniaya di dunia.

Untuk menghindari kekerasan di daerahnya banyak di antara orang-orang Rohingya yang melarikan diri ke pemukiman-pemukiman kumuh dan kamp-kamp pengungsi di negara tetangga bahkan hingga saat ini keberadaaan pengungsi Rohingya dikabarkan sudah memasuki Wilayah Indonesia yaitu  di Nanggroe Aceh Darusalam.

Kemungkinan Orang Orang Rohingya berfikir akan lebih aman ketika berada di Wilayah Indonesia yang mayoritasnya Muslim seperti keyakinan mereka.***

Editor: M. In`Amul Muttaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x