Rahasia Kewalian Gus Miek yang Nyentrik Diungkap Kiai Hasyim Asy'ari, Kiai Djazuli sampai Menangis, Apa Itu?

17 Mei 2022, 13:20 WIB
Ilustrasi : Kiai Hasyim Asy'ari Buka Rahasia Kewalian Gus Miek yang Nyentrik, hingga membuat Kiai Djazuli Menangis /kolase facebook/udin/

MEDIA BLORA - Gus Miek merupakan putra KH Djazuli Usman. KH Djazuli Usman dulunya pernah mengaji kepada Kiai Hasyim di Tebuireng.

Karena Gus Miek sudah mulai nyentrik sejak kecil, maka sang ayah gelisah akan masa depan anak-anaknya.

Kiai Djazuli merupakan pendiri Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri. Kiai Djazuli terkenal dengan kealimannya atas kitab kuning.

Baca Juga: Kisah Santri Ragu akan Kewalian Gus Miek, Tidak Pernah Lihat Shalat, Tiba-tiba Shalat di Atas Daun Pisang

Santri-santri hasil didikan Kiai Djazuli banyak yang menjadi ulama-ulama besar di Indonesia.

Kiai Djazuli menggunakan metode pembelajaran yang digunakan Kiai Hasyim Asy'ari di Tebuireng, dalam mendidik santri-santrinya

Putra-putri Kiai Djazuli menjadi ulama besar yang terus mendidik santri dengan istiqomah sampai saat ini.

Sedangkan Gus Miek berbeda dengan putra Kiai Djazuli yang lainnya. Gus Miek lebih memilih ngaji dengan lintas kelompok masyarakat, khususnya dari dunia hitam.

Gus Miek sering datang di berbagai klub malam, prostitusi, bandar perjudian, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Orang yang Di Klub Malam juga Menginginkan Surga, Bukan Hanya Kaum Santri dan Bersarung Saja! Kata Gus Miek

Oleh sebab itu, Gus Miek jarang sekali berada di pesantren. Kehadiran Gus Miek selalu dinantikan jamaahnya yang lintas batas.

Terlebih lagi para jamaah yang taubat dari dunia hitam, selalu merindukan Gus Miek yang selalu tampil dengan senyum dan membahagiakan.

Namun, kisah besar Gus Miek yang melintas batas tak bisa dipisahkan dari kisah gelisah Kiai Djazuli saat Gus Miek masih belia.

Dikutip MEDIA BLORA dari BERITA BANTUL dengan judul artikel "Kiai Hasyim Asy'ari Buka Rahasia Kewalian Gus Miek yang Nyentrik, Kiai Djazuli Menangis, Apa Itu?" yang tayang 12 April 2022.

Diceritakan, bahwa Gus Miek mulai dari bocah sampai belia sudah nampak tanda-tanda nyelenehnya.  Banyak orang yang senang bahkan kesemsem pada beliau.

Baca Juga: Wanita Cantik KLUB MALAM Didatangi Gus Miek, Ditiup Wajahnya Lalu Menangis hingga Pagi, Ini Kisah Lengkapnya

Saat Gus Miek mondok jarang beliau pulang, meski di bulan Ramadan. Anehnya, di pondok-pondok mana pun yang beliau mondoki beliau tidak pernah ngaji kitab yang serius dan anteng.

Hanya tabarrukan atau berkhidmat malah, beliau lebih sering sowan-sowan ke kyai-kyai besar dan ziarah ke makam-makam para waliyullah.

Metoda pencarian ilmu yang dilakukan oleh Gus Mik ini mustahil bisa didapat dalam sistem ajar-mengajar atau didaktic metodic pendidikan. Tapi fakta kesuksesannya cukup jelas dan elegant.

Saat Gus Miek masih mondok, tidak sedikit orang-orang yang sedekah beras, ayam-ayam, kambing-kambing bahkan ada sapi yang diberikan kepada Kiai Djazuli.

Tapi mereka memberi untuk Gus Miek, bukan sedekah untuk Kiai Jazuli.

Mereka bilang sama Kiai Djazuli: "Ini Kyai, untuk Gus Miek. Jika Gus Miek pulang preinan (liburan-red) dari pondok, tolong ini sembelih".

Baca Juga: Cerita Pelacur Minta Penglaris ke Kyai Abdul Jalil Tulungangung, Ini Akhir Kisahnya, Diluar Dugaan

Waktu Gus Miek pulang preinan dari pondok, di ndalem Kiai Jazuli seperti ada acara besar. Ayam-ayam, kambing-kambing disembelih dan diolah demi kerawuhan Gus Miek.

Dulur-dulur (saudara-saudara) Gus Mik sedikit merasa "anu" pada Kiai Djazuli. Tapi Kiai Djazuli paham dan nGerti pada anunya putra-putranya.

Kira-kira andai dibahasakan "anu"nya mereka bisa begini:

"Abah, kalo kak Mik pulang dari pondok berpesta, nyembelih ini itu. Saat aku pulang dari pondok, sebutir telor pun tak disembelih".

Toh padahal ayam-ayam, kambing-kambing dan sapi yang dibuat penyambutan itu justeru milik Gus Miek, dan Kiai Djazuli hanya melaksanakan pinta dari orang-orang yang bersedekah.

Kiai Djazuli khawatir jangan-jangan nantinya Gus Miek dan dulur-dulurnya ada anu yang tak anu, seperti cerita Nabi Yusuf dan dulur-dulurnya

Baca Juga: Selain Dijadikan Teh Herbal, Daun Jelatang Juga Bisa Digunakan untuk Mengatasi Rambut Rontok, Berikut Caranya

Akhirnya, Kiai Djazuli membawa Gus Miek sowan ke gurunya, KH Hasyim Asy'ari di Tebuireng, Jombang.

"Ada apa, Li, kok kamu bawa Miek?," tanya KH Hasyim.

"Ini Kyai, keberadaan Miek. Aku khawatir jangan-jangan setelah aku mati anak-anakku tak akur seduluran," jawab Kiai Djazuli.

"Lo, mosok kamu lupa. Dulu saat kamu "kumpul" dengan istrimu kan kamu berdo'a dan membayangkan gurumu yang di Mekkah? Nah, Miek ini fotocopy gurumu itu," tutur KH Hasyim Asy'ari.

Kiai Jazuli hanya mampu menunduk dan menangis, karena sumringah.

Kiai Qusyai memperoleh cerita tentang Gus Miek seperti di atas banyak dari KH Zainuddin, lalu dari Kiai Huda, lalu dari Gus Puk, dan orang-orang dekat atau teman-teman dekat Gus Miek saat beliau belia.

Baca Juga: Bubarkan Tawuran di Konser Iwan Fals Pakai Satu Tangan, Kisah Kesaktian Gus Maksum, Ini Penjelasan Gus Muwafiq

Sejarah waliyullah, walau setepas, adalah magic power rabbani bagi seorang khayyam yang sedang kembali-pulang.

Saat kita tak kuasa jadi waliyullah, kita harus dekat pada waliyullah, agar selalu dan selalu bersama waliyullah.

Demikianlah kisah kewalian Gus Miek yang diungkap oleh Kiai Hasyim Asy'ari, semoga kisah diatas dapat kita ambil hikmahnya dan menjadikan tambahnya iman kita.*** (Muhammadun/beritabantul.pikiran-rakyat.com)

 

Editor: M. In`Amul Muttaqin

Sumber: Berita Bantul

Tags

Terkini

Terpopuler