MEDIA BLORA - Abu Nawas adalah orang kepercayaan khalifah sekaligus Raja Harun Ar Rasyid di Baghdad dengan nama lengkapnya Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami.
Banyak kisah maupun cerita Abu Nawas yang bisa kita ambil hikmah ataupun pembelajaran untuk di masa sekarang ini.
Kisah Abu Nawas sering di ceritakan oleh para ulama maupun guru untuk mendidik atau memberikan pembelajaran kepada para santri ataupun murid.
Abu Nawas memang mempunyai cara yang cerdik, unik untuk menegur dan mengingatkan seseorang yang bersalah. Salah satunya cara dalam menyadarkan hakim yang nakal.
Abu Nawas tidak langsung melaporkan Hakim yang nakal kepada raja, namun ia malah memberikan hadiah yang pada akhirnya bisa menyadarkan si hakim tersebut.
Pada saat masa kepemimpinan Raja Harun ar Rasyid sedang mengalami krisis keadilan. Banyak Hakim yang adil meninggal dunia, sementara Hakim pengganti yang ditunjuk ternyata salah.
Akibatnya Hakim tersebut tidak dapat menjawab kebutuhan masyarakat, akan keadilan yang hakiki dan memuaskan kepentingan rakyat..
Selain moralnya yang kurang bagus, tapi mereka juga tidak banyak mengetahui hukum-hukum agama.
Penyalahgunaan hukum yang terjadi pada saat itu sepertinya sudah dianggap hal biasa, namun Abu Nawas merasa prihatin sehingga ia berinisiatif menyadarkan para hakim itu dengan caranya sendiri.
Abu NBaca Juga: Minum Racun yang Dibawa Majikannya Bukannya Mati Malah Kenyang, Ini Kisah Cerdiknya Wali Sufi Abu Nawas
Sebagaimana dikutip MEDIA BLORA dari Youtube IAZ Story begini kisah lengkap Abu Nawas menyadarkan hakim yang nakal.
Pada suatu hari Abu Nawas menemui salah satu Hakim untuk mengurus surat perjanjian, tapi hakim tersebut berasalah bahwa dirinya sedang sibuk dan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu.
Kejadiaan seperti itu terus berlangsung dan berulang, sehingga Abu Nawas menyimpulkan bahwa si hakim ini ingin disuapi.
Sedangakan, Abu Nawas tahu jika suap menyuap itu dilarang dalam agama. Sehingga ia berencana untuk memberi pelajaran kepada hakim nakal tersebut..
Akhirnya Abu Nawas menemukan sebuah ide, ia membawa sebuah gentong, yang mana gentong tersebut diisi dengan kotoran sapi hingga hampir penuh.
Selanjutnnya di atas kotoran sapi dalam gentong tersebut diolesi dengan mentega. kemudian Abu Nawas membawa gentong tersebut ke rumah Pak hakim.
Pak hakim yang melihat Abu Nawas membawa gentong yang berisi mentega, kesibukan Hakim pun langsung hilang. Ia bergegas menyambut Abu Nawas dengan senyuman yang ramah dan gembira.
"Silakan Abu Nawas. Ada yang bisa saya bantu?," kata sang hakim.
Lantas, Abu Nawas pura-pura tidak tahu dan menjawab seperti ini.
"Pak Hakim kedatangan Saya kemari untuk meminta tanda tangan Pak Hakim untuk mengurus surat perjanjian. Namun saya hanya membawa gentong berisi mentega sebagai rasa terima kasihku kepada Pak hakim. Apakah segini pantas Tuan hakim?,"
Sang Hakim menjawab sambil melohat gentong itu
Baca Juga: KH Mahrus Aly Kecolongan saat Nabi Khidir Datang ke Lirboyo, Berikut Kisah Lengkapnya
"Ahh engkau jangan terlalu dalam memikirkannya," ucap Pak hakim dengan sedikit tersenyum.
Kemudian Pak hakim langsung mencolek sedikit mentega dengan ujung jarinya lalu mencicipinya.
"Wah enak sekali mentega Ini," ucap pak hakim.
"Memang betul Tuan, sesuai dengan ucapanmu, tapi jangan terlalu dalam colek menteganya," kata Abu Nawas.
Setelah mendapatkan tanda tangan dari pak Hakim, Abu Nawas langsung pergi melinggalkan pak Hakim dengan gentong menteganya.
Tak Lama kemudian pak hakim pulang kerumah sambil membawa gentong dari Abu Nawas untuk dinikmati bersama istri dan anaknya..
Awalnya pak Hakim sekeluarga sangat menikmati mentega itu, namun begitu lapisan mentega itu habis mereka mulai merasakan hal yang berbeda yaitu memakan kotoran sapi yang Abu Nawas masukkan dalam gentong itu.
"Aduh apa ini? Baunya kok seperti busuk seperti kotoran hewan," ujar Sang hakim
Akhirnya pak hakim teringat perkataan Abu Nawas bahwa jangan terlalu dalam mencolek dan setelah berpikir panjang Ia pun menyadari bahwa semua itu adalah ulah Abu Nawas yang ingin menyadarkan agar meninggalkan praktek suap menyuap.
Ia merasa bersalah atas sikapnya selama ini. sampai keesokan harinya Ia pun mendatangi rumah Abu Nawas dan meminta maaf atas kekhilafan ya selama ini ia lakukan.
Demikianlan cerita singkat tentang Abu Nawas yang mengerjai dan menyadarkan hakim dengan cara yang unik.***