Apa yang Dimaksud Rebo Wekasan? Dimana Hari itu Banyak Orang yang Mengaitkan dengan Hal Mistis

20 September 2022, 08:11 WIB
Apa yang dimaksud Rebo Wekasan? simak ulasannya berikut ini /

MEDIA BLORA - Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir pada bulan Safar yang jatuh tepat pada tanggal 21 September 2022 ini.

Bagi sebagian banyak masyarakat di Indonesia, Rebo Wekasan juga memiliki arti tersendiri.

Oleh karena itu, tidak jarang sebagian orang ada yang melakukan ritual khusus pada hari tersebut.

Biasanya masyarakat dari Jawa Tengah dan beberapa warga Aceh juga merayakan Rebo Wekasan ini.

Sementara itu, sebagian umat Islam juga meyakini bahwa Rebo Wekasan adalah hari pertama Nabi Muhammad jatuh sakit hingga wafat.

Dikutip MEDIA BLORA dari berbagai sumber, Berikut ini penjelasan mengenai asal mula sejarah Rebo Wekasan yang mengaitkannya dengan hal mistis.

Baca Juga: Mulai Sekarang, Taruh Bawang Merah di Sudut Ruangan Dalam Rumah, Inilah Manfaat Luar Biasa yang Akan Terjadi

Sejarah tradisi Rebo Wekasan pertama kali dilaksanakan pada saat maraknya dakwah Wali Songo.

Saat itu banyak ulama yang mengatakan bahwa Allah SWT menurunkan lebih dari 500 macam penyakit di bulan Safar.

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit dan menghindari semua bencana, banyak ulama melakukan tirakat dengan banyak ibadah dan doa.

Tujuannya agar kita dijauhkan dari segala penyakit dan musibah yang diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Safar atau yang disebut Rebo Wekasan.

Hingga saat ini, tradisi ini masih dipertahankan oleh sebagian umat Islam di berbagai daerah di Indonesia, seperti di hari Rebo Wekasan.

Sementara itu, ada pendapat lain bahwa tradisi Rebo Wekasan berasal dari Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku pada awal abad ke-17.

Tradisi atau Ritual Rebo Wekasan Di Aceh, tradisi Rebo Wekasan dikenal dengan Makmegang.

Masyarakat akan melakukan ritual di pantai dan berdoa bersama, yang kemudian akan dipimpin oleh seorang tengku.

Setelah itu muncul tokoh agama, tokoh masyarakat, dan berbagai masyarakat Aceh.

Baca Juga: Jangan Buru-buru Dibuang, Handuk yang Sudah Berjamur Bisa Kinclong Kembali dengan Cara Ini

Sementara itu, tradisi Rebo Wekasan di Jawa umumnya dilakukan oleh masyarakat pesisir dalam bentuk dan caranya masing-masing.

Misalnya, di Banten dan Tasikmalaya, diadakan tradisi Rebo Wekasan di mana
orang melakukan salat berjamaah pada pagi hari Rabu terakhir bulan Safar.

Di Bantul, tepat di daerah Wonokromo, lain cerita, Rebo Wekasan dilakukan dengan membuat lemper raksasa yang dibagikan kepada warga atau masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

Kemudian, tradisi Rebo Wekasan dilakukan di Banyuwangi dengan makan nasi yang disiapkan khusus di sepanjang jalan.

Kemudian di Kalimantan Selatan tradisi Rebo Wekasan disebut dengan Arba Mustamir.

Tradisi ini dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui sholat sunnah disertai
bacaan doa untuk menangkal bala.

Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Lagi Menahan Kentut, Ternyata Manfaat Luar Biasa Ini yang Berpengaruh Bagi Kesehatan

Bukan itu saja, ada juga tradisi selametan desa dengan warga yang tidak bepergian jauh, tidak melanggar pantangan dan melakukan mandi safar yang tujuannya untuk menghilangkan sial.***

Editor: Muhammad Ma`ruf

Tags

Terkini

Terpopuler