Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban sebagai Malam Maghfirah

- 14 Maret 2022, 21:18 WIB
Ilustrasi: Malam Nisfu Sya'ban
Ilustrasi: Malam Nisfu Sya'ban /freepik/

Ada sebagian ulama yang menyebutkan bahwa kemuliaan bulan Rajab terletak pada 10 hari pertamanya, bulan Sya’ban pada 10 hari keduanya (pertengahan), dan kemuliaan bulan Ramadhan terletak pada 10 hari terakhirnya.

Malam Nisfu Sya’ban disebut juga sebagai malam yang mulia setelah malam Lailatul Qadar. Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ibn Majah:

“Nabi SAW bersabda, ‘Apabila tiba malam Nishfu Syaban maka sholatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, karena rahmat Allah SWT akan turun ke langit dunia pada saat tersebut sejak terbenam matahari dan Allah SWT berfirman, ‘Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni, adakah yang meminta rizki, maka akan aku berikan rizki untuknya, adakah orang yang terkena musibah maka akan Aku lindungi, adakah sedemikian, adakah sedemikian, hingga terbit fajar.” (HR. Imam Ibn Majah).

Malam Nisfu Sya’ban dinamakan juga dengan malam maghfirah (malam pengampunan). Ini karena pada malam yang mulia ini, Allah SWT memberikan ampunan kepada siapa saja yang beriman, beramal saleh dan memohon ampunan kepada-Nya.

Pendapat lain yang didasarkan dalam sejarah Islam, ada yang menyatakan bahwa pada saat itu terjadi pemindahan kiblat kaum muslimin dari baitul maqdis ke arah masjidil haram.

Baca Juga: 30 Sholawat Terbaru 2022 yang Sering Dicari Lengkap dengan Lirik dan Teks Arab, Latin dan Terjemah

Adapun hadits yang menyatakan keutamaan malam Nisfu Sya'ban pada malam itu ada pengampunan terhadap dosa. Yaitu Hadits riwayat Mu'adz bin Jabal, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya'ban. Dan Dia akan mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan".

Al-Mundziri dalam At-Targhib setelah menyebutkan hadits ini, beliau mengatakan, "Dikeluarkan oleh At-Thabrani dalam Al Awsath dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya dan juga oleh Al-Baihaqi.

Ibnu Majah pun mengeluarkan hadits dengan lafazh yang sama dari hadits Abu Musa Al-Asy'ari. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi mengeluarkan yang semisal dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu dengan sanad yang tidak mengapa".

Halaman:

Editor: Muhammad Ma`ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah