Maulana Habib Luthfi bin Yahya kemudian menyampaikan analogi atau perumpamaan tentang listrik dan orang yang menciptakannya.
“Ini bisa diibaratkan dengan orang yang membuat listrik. Dalam listrik dibutuhkan gardu dan perangkat yang lain,” ungkap Maulana Habib Luthfi bin Yahya.
Lebih lanjut Maulana Habib Luthfi bin Yahya menjelaskan, pencipta listrik tidak mungkin bersemayam atau duduk di dalam listrik atau gardu listrik tersebut.
“Akan tetapi ia (penemu listrik) cukup menciptakannya,” ujar ulama asal pekalongan yang menjadi ketua ulama thoriqoh dunia itu.
Bagaimana dengan Sidratul Muntaha? Menurut Maulana Habib Luthfi bin Yahya, Sidratul Muntaha dan Arsyadalah dua hal yang berbeda.
“Sidratul Muntaha lebih tinggi dari Arsy,” Maulana Habib Luthfi bin Yahya menambahkan.
Allah SWT, lanjut Maulana Habib Luthfi bin Yahya, menempatkan para kekasih-Nya untuk bertemu di Sidratul Muntaha.
Tetapi yang bertemu dengan kekasih itu adalah Allah SWT, yang bersifat al-mukhalafatu lil khawaditsi atau berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya.
Tentang tujuh langit dan tujuh bumi, sambungnya, Allah SWT menciptakan sesuatu bukan untuk hiasan. Bukan pula dipakai sekadar untuk pemandangan.