Apakah Allah SWT Bersemayam di Suatu Tempat? Ini Penjelasan Maulana Habib Luthfi bin Yahya

- 22 Agustus 2022, 14:41 WIB
Maulana Habib Luthfi bin Yahya mendapat pertanyaan apakah Allah SWT bersemayam di suatu tempat? Berikut jawaban lengkapnya.
Maulana Habib Luthfi bin Yahya mendapat pertanyaan apakah Allah SWT bersemayam di suatu tempat? Berikut jawaban lengkapnya. /ig : habibluthfibinyahya

MEDIA BLORA – Maulana Habib Luthfi bin Yahya dalam salah satu majlis pernah mendapat pertanyaan yang bagi sebagaian besar umat Islam sulit untuk menjawabanya.

Bagaimana tidak, Maulana Habib Luthfi bin Yahya mendapat pertanyaan apakah Allah SWT bersemayam di suatu tempat?

Apakah Anda termasuk salah satu yang bernah perpikiran apakah Allah SWT bersemayam di suatu tempat?

Jika jawabannya ia maka simak baik-baik penjelasan Maulana Habib Luthfi bin Yahya berikut ini.

Baca Juga: Salah Besar Jika Diartikan Nakal, Ternyata Pemilik 2 Pusar di Kepala Memiliki 5 Kelebihan Istimewa Ini

Sang penanya mengungkapkan salah satu poin yang ada di dalam Al Quran Surat Thaha terkait kata ‘istawa’ dalam konteks kalimat ‘Arrahmanu ‘alal ‘arsyistawa’.

 “Apakah Arsy itu sama dengan Sidratul Muntaha sebagai tempat Baginda Rasulullah SAW melakukan mikraj? Lalu apakah arti tujuh langit, tujuh bumi? Apakah nama-nama itu menunjukkan bahwa Allah SWT mempunyai tempat? Sekian, terima kasih,” demikian pertanyaan dari penanya.

Menjawab pertanyaan tersebut, Maulana Habib Luthfi bin Yahya mengungkapkan kata istawa maknanya adalah yang menguasai.

“Bukan bersemayam, seperti yang Anda katakana,” Maulana Habib Luthfi bin Yahya meluruskan.

Maulana Habib Luthfi bin Yahya kemudian menyampaikan analogi atau perumpamaan tentang listrik dan orang yang menciptakannya.

“Ini bisa diibaratkan dengan orang yang membuat listrik. Dalam listrik dibutuhkan gardu dan perangkat yang lain,” ungkap Maulana Habib Luthfi bin Yahya.

Baca Juga: Tanggapan Mengejutkan Buya Arrazy Hasyim Mengenai Orang Yang Dikenal Waliyullah Tidak Kelihatan Shalat

Lebih lanjut Maulana Habib Luthfi bin Yahya menjelaskan, pencipta listrik tidak mungkin bersemayam atau duduk di dalam listrik atau gardu listrik tersebut.

 “Akan tetapi ia (penemu listrik) cukup menciptakannya,” ujar ulama asal pekalongan yang menjadi ketua ulama thoriqoh dunia itu.

Bagaimana dengan Sidratul Muntaha? Menurut Maulana Habib Luthfi bin Yahya, Sidratul Muntaha dan Arsyadalah dua hal yang berbeda.

“Sidratul Muntaha lebih tinggi dari Arsy,” Maulana Habib Luthfi bin Yahya menambahkan.

Allah SWT, lanjut Maulana Habib Luthfi bin Yahya, menempatkan para kekasih-Nya untuk bertemu di Sidratul Muntaha.

Tetapi yang bertemu dengan kekasih itu adalah Allah SWT, yang bersifat al-mukhalafatu lil khawaditsi atau berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya.

Tentang tujuh langit dan tujuh bumi, sambungnya, Allah SWT menciptakan sesuatu bukan untuk hiasan. Bukan pula dipakai sekadar untuk pemandangan.

Baca Juga: Tanggapan Gus Baha Soal Kisah Wali Allah yang Tidak Pernah Sholat Jumat, Alasannya Bikin Meneteskan Air Mata

Tujuh langit dan tujuh bumi, kata dia, memang mutlak ada, tapi bukan hanya logika atau kiasan.

“Kalau Anda berpikiran bahwa Allah SWT mempunyai tempat, itu artinya salah berinterpretasi. Jikalau Allah SWT memiliki tempat, berarti Allah memerlukan tempat. Sesuatu yang memerlukan tempat menunjukkan sesuatu yang lemah. Maka selanjutnya kita bertanya umur tempat dan yang bertempat itu sama atau tidak,” papar Maulana Habib Luthfi bin Yahya.

Demikian pula dengan Arsy, ucap Maulana Habib Luthfi bin Yahya, yang memiliki waktu bermula dan Allah SWT tidak memiliki sifat bermula.

 “Sama persis dengan ayat yang berbunyi lam yalid wa lam yulad wa lam yaqulahu kufuan ahad. Sesuatu yang dilahirkan atau melahirkan itu menunjukkan sesuatu yang lemah. Sebab yang dilahirkan memerlukan tempat, yang melahirkan memerlukan tempat,” ujar Maulana Habib Luthfi bin Yahya.

Itu artinya, kata Maulana Habib Luthfi bin Yahya, pengertian lam yalid wa lam yulad itu memperlihatkan bahwa Allah SWT tidak dilahirkan dan melahirkan, sehingga Dia tidak memerlukan tempat.

Baca Juga: Naudzubillah, 3 Golongan Manusia Ini Didoakan Celaka oleh Malaikat dan Diamini Nabi Muhammad SAW

Dikatakan, definisi yang sangat mustahil bila Allah SWT mempunyai tempat. Sebab sebagai Pencipta, tidak dapat diukur dan tidak bermula.

 “Tempat berangkat dan saat bermula. Setiap yang bermula pasti ada yang menciptakan. Sedangkan Allah SWT sekali lagi tidak memiliki sifat bermula dan tidak ada sekutu, tidak ada yang menyamai-Nya. Itulah perbedaannya. Maka, satu hal yang mustahil kalau Allah Swt mempunyai tempat. Wallahua’lam,” pungkas Maulana Habib Luthfi bin Yahya yang dilansir MEDIA BLORA dilansir dari laman resmi JATMAN.***

Editor: M. In`Amul Muttaqin

Sumber: JATMAN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah