Mengenali Kehidupan Awal Nabi Muhammad SAW pada Maulid

- 15 September 2023, 03:06 WIB
Ilustrasi Awal Kehidupan Nabi Muhammad SAW/pixabay/matponjot
Ilustrasi Awal Kehidupan Nabi Muhammad SAW/pixabay/matponjot /

MEDIA BLORA - Maulid Nabi Muhammad SAW adalah perayaan yang dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia untuk mengenang kelahiran utusan terakhir Allah kepada manusia.

Selain merayakan momen kelahiran Nabi, Maulid juga merupakan kesempatan untuk menggali lebih dalam kehidupan awal Nabi Muhammad SAW.

Salah satunya yaitu masa-masa yang membentuk pribadi beliau sebelum menerima wahyu Allah.

Dikutip MEDIA BLORA dari berbagai sumber, Berikut ini awal kehidupan Nabi Muhammad yang ada hubungannya dengan Maulid.

Baca Juga: Keagungan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Islam, Makna Mendalam yang Terkandung di Dalamnya

1. Kelahiran yang Bersejarah

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal dalam tahun gajah, suatu peristiwa yang disebutkan dalam sejarah Islam sebagai "Tahun Gajah."

Beliau lahir di kota Mekah, yang pada saat itu merupakan pusat perdagangan dan spiritualisme di Arabia.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi titik awal bagi perubahan besar dalam sejarah manusia.

2. Orfani dari Ayah dan Ibu

Salah satu ciri mencolok dalam kehidupan awal Nabi adalah bahwa beliau menjadi yatim piatu sejak usia sangat muda.

Ayahnya, Abdullah, meninggal sebelum kelahiran beliau, dan ibunya, Aminah, meninggal saat beliau masih berusia enam tahun.

Kehilangan orang tua merupakan ujian berat, tetapi hal ini juga mencerminkan ketabahan dan kekuatan karakter Nabi Muhammad.

3. Perawatan oleh Kakeknya

Setelah kehilangan ibunya, Nabi Muhammad SAW dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muttalib, selama beberapa tahun.

Abdul Muttalib adalah seorang pemimpin suku Quraisy yang terhormat dan memperkenalkan Muhammad kepada banyak aspek kehidupan di Mekah.

Pengasuhan Abdul Muttalib memberikan pengalaman berharga bagi masa depan Nabi.

Baca Juga: Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Makna dan Signifikansinya dalam Kehidupan Umat Muslim

4. Memulai Kehidupan Pekerjaan

Seiring bertambahnya usia, Nabi Muhammad SAW mulai bekerja sebagai seorang pedagang.

Beliau dikenal sebagai Al-Amin (Orang yang Terpercaya) dan Al-Sadiq (Orang yang Jujur) oleh masyarakat Mekah karena integritasnya dalam perdagangan.

Pengalaman ini mengajarkan kejujuran, keadilan, dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

5. Perjalanan Hidup yang Menyelamatkan

Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, beliau terlibat dalam upaya penyelamatan Ka'bah ketika bangunan suci itu diperbaiki.

Keberhasilan dalam pemindahan Hajar Aswad (Batu Hitam) menjadi salah satu momen penting dalam hidupnya dan membuktikan kebijaksanaan dan keadilan beliau.

6. Meditasi dan Renungan

Sebelum menerima wahyu Allah di usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering melakukan meditasi dan merenung di Gua Hira di pegunungan sekitar Mekah.

Pada suatu hari, di tengah meditasinya, wahyu pertama turun kepada beliau, yang kemudian menjadi awal misi kenabian beliau.

Dengan mengenali kehidupan awal Nabi Muhammad SAW, kita dapat memahami bagaimana beliau tumbuh menjadi sosok yang dianggap sebagai utusan terakhir Allah.

Kehilangan orang tua, perjalanan hidup yang keras, dan pengalaman perdagangan dan integritas menciptakan fondasi kuat bagi beliau untuk menerima wahyu ilahi dan memimpin umat Islam ke arah yang lebih baik.

Baca Juga: Filantropi dalam Islam, Pandangan Hadits tentang Sedekah

Maulid Nabi adalah waktu yang tepat untuk merenungkan perjalanan luar biasa ini dan memetik pelajaran dari ketabahan, kejujuran, dan dedikasi Nabi Muhammad SAW dalam mengemban misi kenabiannya.***

Editor: Muhammad Ma`ruf

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah