Network
MEDIA BLORA - Perjalanan Indonesia di Sea Games Kamboja berhasil berakhir manis.
Dimana anak asuh Indra Sjafri secara militan sukses mengalahkan Thailand di final.
Diwarnai beberapa insiden serta hujan kartu merah anak-anak muda Garuda pada akhirnya memastikan emas di cabang sepak bola usai menang 5-2.
Datang ke SEA Games dengan status Non unggulan Indonesia mampu membuktikan jika tidak ada yang mustahil di dunia ini.
Terlebih anak-anak Garuda sempat diremehkan karena tergabung dengan tim-tim yang relatif lemah.
Akan tetapi usai menang atas Vietnam di semifinal Indonesia mampu menyelesaikan misi dengan baik setelah menang atas Thailand di final.
Dikutip MEDIA BLORA dari sumber Channel YouTube GALZ, Walaupun tidak bisa diperkuat oleh Pratama Arhan di sisi kiri pertahanan, Indonesia tetap mampu tampil tenang.
Dimana secara overall para pemain Indonesia mampu menguasai jalannya pertandingan.
Sampai pada akhirnya unggul 2-0 di babak pertama melalui brace Ramadhan sananta.
Pada babak kedua Thailand berusaha tampil lebih ngegas guna mencari gol penyama.
Hal itu sendiri sempat berhasil memperkecil kedudukan lewat situasi sepak pojok.
Tentu saja gol itu membuat mental para pemain Indonesia sedikit down sampai muncul sedikit drama dan prank dari sang wasit.
Hingga akhirnya skor menjadi 2-2 pada babak ke dua.
Usai gol tersebut banyak yang berpikir kalau nasib Indonesia bakal seperti yang sudah-sudah.
Namun di Ekstra Time mentalitas punggawa Garuda justru membara.
Sampai akhirnya berhasil mencetak 3 gol melalui Irfan Jauhari, Fajar Fathurrahman, dan Beckham Putra, sekaligus memastikan Indonesia menang 5-2.
Kemenangan 5-2 atas Thailand di final tidak hanya membuat bangga karena berhasil menundukkan Rival.
Perolehan emas ini jelas adalah obat penanti yang begitu panjang bagi semua rakyat Indonesia.
Tim Garuda mampu meraih emas adalah pada SEA Games Filipina tahun 1991 atau lebih tepatnya 32 tahun yang lalu.
Oleh karena itu hasil ini wajib untuk disyukuri.
Panasnya tensi pertandingan memang begitu terasa sepanjang laga dan puncak.
Itu semua adalah saat Irfan Jauhari mampu mencetak gol ketiga.
Awalnya semua berjalan lancar sampai pada akhirnya keributan pun pecah di pinggir lapangan ketika dua official Thailand menyerang manajer Timnas Indonesia.
Sampai akhirnya terguling-guling dan babak belur, hingga baku hantam pun tidak bisa dihindari.
Sehingga wasit pun terpaksa mengeluarkan kartu merah masing-masing untuk pemain Indonesia Komang dan kiper Thailand.
Selain itu wasit juga memberikan kartu kepada ke beberapa official kedua tim.
"Untuk fans Indonesia jangan datang untuk menonton pertandingan, dan untuk fans Thailand datanglah".
Itulah salah satu kalimat yang dikatakan oleh pemain Thailand saat Konvensi pers jelang final SEA Games kontra Indonesia kemarin.
Tentu saja yang dilakukan oleh pemain Thailand ini mengundang beragam kecaman dari para warganet.
Itulah mengapa sejak Kick Off tensi ini sudah panas dan seperti yang telah dibahas kalau puncak dari semua ini adalah baku hantam yang terjadi di Ekstra Time.
Seolah terkena karma, Thailand ini selain kalah 5-2 mereka juga tampak frustasi sehingga melakukan banyak kesalahan sampai terkena 3 kartu merah lagi.
Selalu diremehkan hanya karena dirinya merupakan pelatih dalam tanda kutip lokal Indra Sjafri pada akhirnya memang layak untuk mendapatkan apresiasi dari publik tanah air.
Berhasil berperan sebagai sosok Ayah bagi anak-anak muda Garuda melalui pendekatannya.
Yang begitu menarik adalah mampu membuat para pemain bisa tampil dengan maksimal.
Tidak hanya dari sisi main manajemen, Ia juga berasal dari segi taktikal dan dengan hasil Ini Indra Sjafri sekali lagi membuktikan Jika ia adalah pelatih jenius untuk Timnas kelompok umur di level ASEAN.
Dimana dirinya telah tercatat membawa timnya mencuri 3 kompetisi yaitu AFF u-19 pada tahun 2013 lalu, AFF u-22 pada tahun 2019 dan kini medali emas Sea Games 2023.
Baca Juga: 4 Informasi Penting yang Wajib Diketahui Penerima Bansos PKH BPNT dan BLT Dana Desa
Atas hasil ini, tentunya membuat rakyat Indonesia bangga, setelah diremehkan dan dianggap sebelah mata namun pada akhirnya dengan semangat menolak menyerah medali emas yang sudah 32 Tahun Lamanya tak diraih, kini bisa dibawa pulang ke Bumi Pertiwi.***
