Hubungan Intim dengan Alam Sebabkan Ciptagelar Tolak Listrik dari PLN

21 Juli 2023, 09:19 WIB
Kasepuhan Kampung Adat Ciptagelar Palabuhanratu Sukabumi /Pikiran Rakyat/Herlan Heryadie/

MEDIA BLORA - Kampung Adat Ciptagelar adalah sebuah kasepuhan yang menjaga ketat nilai adat. Masyarakat disana masih menjalankan budaya dan adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur mereka sejak 640 tahun yang lalu.

Secara administratif, Kasepuhan Ciptagelar berada di Dusun Sukamulya, Desa Sirnaresmi, Sukabumi, Jawa Barat. Salah satu tradisi yang masih dipegang teguh masyarakat setempat adalah dalam hal mengolah alam untuk kemandirian energi.

Hingga saat ini, masyarakat Kasepuhan Ciptagelar memenuhi kebutuhan listrik mereka secara mandiri, tanpa bantuan dari pemerintah. Mereka memanfaatkan energi dari alam, yaitu aliran sungai yang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh).

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Masih Menyimpan Luka Masa Lalu, Tak Sangka Akibatnya Bisa Sangat Buruk

Tawaran dari PLN untuk mengalirkan listrik ke Kampung Ciptagelar pun ditolak warga demi komitmen menjaga keseimbangan alam. Mereka lebih memilih mengelola energi alam yang tersedia untuk menghasilkan listrik secara mandiri.

Air adalah energi alam yang sangat mereka jaga. Mereka membuat turbin tenaga air untuk memenuhi kebutuhan akan listrik masyarakat. Upaya ini sekaligus untuk melestarikan air.

Tak hanya air, hutan dan padi juga termasuk energi alam yang sangat mereka jaga. Padi, bahkan dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Saking sakralnya, disana, padi tidak boleh diperdagangkan.

Meski tersedia di alam, upaya mereka mengelola listrik dari PLTMh tak luput dari kesulitan. Di musim kemarau, saat debit air berkurang, pasokan listrik ke rumah warga pun terganggu.

Selain itu, seiring waktu, turbin yang mereka gunakan pun terkadang mengalami kerusakan sehingga harus ada suku cadang yang diganti.

Baca Juga: Profil Biodata Hana Saraswati : Aktris Papan Atas Sekaligus Selebgram dengan Jutaan Follower

Saat terjadi kendala semacam itu, warga pun kembali menggunakan lampu minyak atau lampu petromaks untuk penerangan di malam hari.

Sedangkan, untuk membeli suku cadang yang dibutuhkan, warga menggunakan dana iuran yang disetorkan setiap satu bulan sekali. Dana ini dikelola untuk pemeliharaan turbin.

Disamping alasan kebutuhan akan listrik, komitmen untuk menjaga lingkungan adalah alasan utama bagi warga Kampung Adat Ciptagelar untuk menggunakan energi bersih.

Apa yang mereka lakukan ini menjadi bukti kongkrit bahwa penggunaan energi yang selaras dengan keseimbangan alam bukan suatu hal yang mustahil dilakukan.

Baca Juga: Biodata dan Profil Cinta Mega Anggota DPRD DKI Jakarta

Indonesia, sebenarnya memiliki potensi sangat besar dalam penggunaan energi bersih terbarukan. Jika potensi ini dikelola dengan maksimal, maka Indonesia bisa menyumbang peran besar dalam mengurangi krisis iklim di dunia dan menyelamatkan bumi dari kerusakan yang lebih parah.***

Editor: Moch Eko Ridwan

Tags

Terkini

Terpopuler