Network
MEDIA BLORA - Akhir-akhir ini Citayam Fashion Week menjadi sebuah fenomena yang menjadi sorotan karena jadi salah satu pagelaran 'fesyen jalanan'.
Beberapa anak muda yang dijuluki remaja SCBD (Sudirman Citayam Bojong Depok) 'beraksi' di kawasan Jalan Sudirman, DKI Jakarta, tersebut.
Seorang pakar bisnis dan juga akademisi, Prof. Rhenald Kasali, menanggapi terkait fenomena Citayam Fashion Week.
Menurut Prof. Rhenald Kasali, fenomena seperti ini pernah terjadi di banyak negara di dunia, salah satunya Jepang dengan Harajuku Style.
Dia memberi tanggapan bahwa Harajuku Style merupakan budaya fesyen di Jepang yang berasal dari jalanan atau street fashion. Seperti halnya yang terjadi di Indonesia dengan hadirnya Citayam Fashion Week.
Menurut Prof. Rhenald Kasali, sejak kemunculan Citayam Fashion Week, ada beberapa pro kontra yang terjadi.
Ada opini yang berkembang bahwa SCBD (kawasan Sudirman) merupakan kawasan elit, sekarang jadi ajang yang tidak mewakili kawasannya.
Baca Juga: Apa Itu P5? Pelajaran Baru dalam Kurikulum Merdeka, Hal Ini Wajib Diketahui Para Orang Tua Juga
"Ada opini yang berkembang bahwa SCBD kawasan elit, sekarang jadi ajang yang tidak mewakili kawasannya. Ada juga yang tidak setuju karena sampah yang tidak terkendali jika tidak diatur," terangnya.
