MEDIA BLORA - Makan mie instan mungkin menjadi makanan favorit sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama anak kos pada akhir bulan.
mie instan yang merupakan makanan olahan ternyata menjadi penyebab obesitas bukanlah mitos, tetapi fakta.
Mie instan termasuk makanan yang telah diproses atau makanan olahan. Makanan yang diproses bukan hanya makanan yang telah jadi lalu dipanaskan lagi.
Makanan olahan atau makanan yang diproses yaitu makanan yang telah diubah dari bentuknya yang asli menjadi bentuk baru lagi karena alasan kesehatan, kenikmatan, maupun alasan tertentu lain.
Baca Juga: Adab Pergaulan Dalam Islam, Memilih Teman Pun Ada Tata Caranya
Dalam proses yang dapat terjadi pada makanan olahan antara lain pendinginan, pemasakan, pemanasan dan pengeringan.
Bahaya mie instan jika dimakan terlalu sering terkait dengan banyaknya proses kimia dan penambahan bahan lain yang tidak baik untuk kesehatan.
Makanan olahan termasuk mie instan ini yang diproses umumnya hanya dilakukan penambahan garam, gula, dan lemak saja untuk memberikan rasa yang lebih nikmat, sekaligus supaya awet sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama.
Terdapat dampak yang tidak baik dalam mengkonsumsi mie instan yang terlalu sering. Berikut dikutip dari beberapa sumber, akibat yang ditimbulkan, termasuk obesitas.
Obesitas
Bahaya dari mengonsumsi mi instan adalah obesitas. Mie instan memang dapat memberikan efek mengenyangkan, namun juga cepat membuat kamu merasa lapar dan membuat kamu akan cenderung ingin makan kembali.
Baca Juga: Kenali Peradaban Islam dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Masa Abbasiah
Selain itu, mie instan juga memiliki kalori dan karbohidrat yang tinggi. Banyak orang mengonsumsi mi instan dengan menyandingkannya dengan nasi dan sering pula mengonsumsi mi instan pada saat malam hari. Hal ini yang membuat kelebihan kalori dan karbohidrat sehingga dapat memicu obesitas.
Menghambat Penyerapan Nutrisi
Mi instan dapat menghambat penyerapan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini menyebabkan sangat disarankan untuk anak-anak untuk tidak mengkonsumsi mie instan karena tidak baik untuk pertumbuhan anak.
Berisiko Keguguran
Bahaya makan mie juga dapat membuat wanita hamil berisiko mengalami keguguran. Kandungan bumbu dengan bahan pengawet yang dimiliki mie instan dapat memengaruhi perkembangan janin.
Pemicu Kanker
Mie instan memiliki bahan pengawet agar bisa disimpan lebih lama sebelum mengkonsumsinya. Bahan kimia yang terkandung di dalamnya memiliki sifat karsinogenik yang dapat memicu sel-sel kanker.
Sistem Pencernaan Terganggu
Terhambatnya nutrisi yang dibutuhkan tubuh juga berdampak pada terganggunya sistem pencernaan. Pencernaan membutuhkan bantuan mineral dan nutrisi yang banyak. Jika terganggunya pencernaan, maka kamu akan berisiko mengalami sembelit, kembung, bahkan usus bocor.
Baca Juga: Teguhkan Niat dalam Menuntut Ilmu. Pahami Hukum Menuntut Ilmu Menurut Islam
Kerusakan Hati
Bahaya makan mi instan juga dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Zat berbahaya yang terdapat di dalam mi instan akan merusak dan mengganggu fungsi hati.
Tekanan Darah Tinggi
Mi instan mengandung sodium yang dapat merangsang peningkatan tekanan darah. Bagi kamu yang sudah mengalami tekanan darah tinggi akan sangat berbahaya jika sering mengkonsumsi mie instan.
Mengganggu Jadwal Menstruasi
Mie instan juga memiliki efek buruk bagi wanita jika dikonsumsi terus-menerus. Sodium yang terkandung dalam mi instan dapat mengganggu hormon yang menyebabkan jadwal bulanan wanita bisa terganggu. Hormon yang terganggu juga menjadi salah satu pemicu timbulnya jerawat.
Namun, kita tidak bisa meninggalkan yang namanya mie instan. Selain makanan yang cepat dan mudah disajikan, harganya yang murah juga bisa menjadi alternatif di saat keuangan menipis.
Baca Juga: 15 Kata-kata Mutiara “Menuntut Ilmu”, Menambah Semangat Belajar
Agar resiko yang ditimbulkan berkurang atau terminimalisir, ada cara mengatasi bahaya makan mie instan, yakni dengan membuang air rebusannya.
Air rebusan pertama memiliki kandungan zat pengawet untuk mi yang dapat memberikan efek buruk bagi tubuh. Selain itu, kamu juga harus membatasi untuk mengkonsumsinya tidak terlalu sering.
Disarankan jika merasa lapar dan ingin mengonsumsi makanan yang praktis, maka lebih baik memilih buah-buahan segar yang lebih menyehatkan.***