Abu Nawas merasa prihatin dengan kondisi ini dan mencoba untuk menyadarkan para hakim dengan cara yang unik.
Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika Abu Nawas menyadarkan seorang hakim yang suka menerima suap dengan sebuah tindakan cerdas.
Abu Nawas datang ke rumah hakim tersebut untuk mengurus sebuah surat perjanjian, namun hakim tersebut menolak dengan alasan sibuk.
Abu Nawas menyadari bahwa hakim tersebut ingin disuapi, tetapi ia juga tahu bahwa suap adalah perbuatan yang terlarang dalam agama.
Oleh karena itu, Abu Nawas merencanakan sebuah pelajaran bagi hakim tersebut.
Dia membawa sebuah gentong yang berisi kotoran sapi hampir penuh, namun lapisannya dilapisi dengan mentega.
Ketika hakim melihat gentong tersebut, kesibukannya segera hilang, dan dia menyambut Abu Nawas dengan ramah.
Abu Nawas kemudian menjelaskan bahwa dia membawa gentong sebagai tanda terima kasih, namun hakim diminta untuk tidak terlalu dalam mencolek mentega tersebut.
Setelah mendapatkan tanda tangan dari hakim, Abu Nawas pergi meninggalkannya dengan gentong mentega.