Kisah Nauru - Hanya Karena Tahi Burung, Negara Paling Kaya di Dunia Ini Sekarang Bangkrut dan Banyak Hutang

- 5 November 2022, 19:06 WIB
Kisah Negara Nauru
Kisah Negara Nauru /

MEDIA BLORA - Nauru adalah Negara kecil yang terletak di barat daya Samudra Pasifik dengan luas sekitar 21 km persegi.

Saking kecilnya Negara ini bahkan tidak memiliki ibu kota.

Dulunya Negara dengan penduduk sekitar 10.000 orang ini menyandang predikat sebagai Negara terkaya di dunia.

Dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia yang mencapai 27.000 per tahun, jauh di atas pendapatan perkapita Amerika Serikat yang di tahun 1980 sebesar 12.500.

Sayangnya Negara Nauru kemudian jatuh miskin dan terlilit hutang karena kehabisan kotoran atau tahi burung.

Baca Juga: Resep Smoothies Mulai dari Memutihkan Kulit Hingga Menurunkan Berat Badan, Yuk Dicoba

Sebelum menjadi sebuah Negara merdeka pada tanggal 13 Januari tahun 1968, Pulau nauru merupakan sebuah pulau dengan keindahan alam yang menakjubkan.

Kekayaan utama Negara ini mulai terjadi sejak ribuan abad silam ketika pulau kecil ini menjadi rumah singgah bagi burung-burung yang bermigrasi antar benua.

Burung-burung yang bermigrasi tersebut kemudian membuang kotoran di pulau kecil itu.

Kemudian secara alamiah kotoran-kotoran tersebut berubah menjadi keraguano bahan alamiah penghasil fosfat yang bernilai ekonomi tinggi.

Ketika Nauru meraih kemerdekaan pada 13 Januari tahun 1968 diperkirakan terdapat sekitar 60 hingga 70 juta ton cadangan fosfat di negara tersebut dan sejak saat itu rakyat nauru benar-benar menikmati hasil kekayaan alam mereka setiap harinya.

Pekerjaan utama rakyat Nauru adalah bekerja di tambang-tambang fosfat dan menikmati segala kemewahan yang mereka punya.

Tidak hanya memiliki uang yang berlimpah pemerintahan Nauru juga membebaskan pajak dan memberikan subsidi perumahan secara besar-besaran.

Mereka memberikan pelayanan publik secara gratis mulai dari rumah sakit sekolah transportasi, layanan air bersih, listrik, dan lain sebagainya.

Selain itu banyak pemuda Nauru yang dikirim ke berbagai universitas bergengsi di Australia dengan biaya dan subsidi penuh dari pemerintah.

Bahkan hanya untuk berbelanja saja seluruh rakyat nauru akan berbelanja di Australia atau Singapura dengan menumpang pesawat yang tiketnya juga sudah ditanggung gratis oleh Negara.

Pada tahun 1976 produksi fosfat di Nauru mencapai 2 juta ton per tahunnya dengan harga 60 juta Dollar Australia per tahunnya.

Ini artinya pada tahun 1976 dari hasil penjualan fosfat saja pendapatan Negara Nauru mencapai 120 juta Dollar atau jika dikonversikan dengan rupiah saat ini mencapai 9 Triliun Rupiah per tahunnya.

Selama satu dekade antara tahun 1974 hingga tahun 1980-an segala kemewahan benar-benar menjadi milik masyarakat Nauru.

Rumah-rumah mereka dipenuhi dengan barang-barang berharga, bahkan pantai di Nauru dipenuhi oleh perahu pribadi mewah milik perorangan.

Karena terbuai dengan segala kemewahan itu rakyat Nauru menjadi lupa bahwa untuk mengelola keuangan seseorang harus belajar dan bersekolah.

Baca Juga: Sangat Mudah, Cukup Gunakan 6 Jenis Bahan Ini Untuk Mengatasi Minyak Berlebih pada Wajah

Hingga memasuki tahun 1986 pemerintah dan seluruh rakyat Nauru mulai menyadari jika cadangan fosfat di Negara mereka mulai berkurang.

Pemerintahan Nauru yang kebingungan lalu memikirkan cara bagaimana mengelola keuangan Negara mereka yang nilainya miliaran dolar.

Tetapi sialnya tidak ada satupun dari warga Nauru yang dianggap cakap di bidang ekonomi, keuangan, maupun investasi.

Sehingga mereka menggunakan jasa konsultasi asing dengan biaya mahal untuk mengelola keuangan Negaranya.

Namun sialnya lagi Para konsultan keuangan yang disewa pemerintah Nauru tersebut ternyata melakukan korupsi besar-besaran dengan melaporkan kebutuhan keuangan yang mengada-ada.

Akibat dari persoalan keuangan itu pemerintah Nauru kemudian mulai berani berhutang dengan jumlah 239 juta dollar.

Karena dianggap tidak mampu membayar hutang-hutang negara banyak aset mereka di sejumlah negara itu disita pengadilan.

Hingga akhirnya pada tahun 2002 Nauru dinyatakan sebagai Negara bangkrut.

Adapun yang lebih menyedihkan lagi, Nauru tidak hanya bangkrut sejarah ekonomi tanah-tanah di nauru sudah tidak bisa lagi dijadikan lahan pertanian dan perkebunan karena telah rusak akibat pertambangan.

Belum lagi laut mereka juga ikut tercemar akibat limbah tambang.

Sejak saat itu hidup rakyat nauru benar-benar bersandar pada bantuan FAO melalui makanan siap saji yang kaya karbohidrat tinggi, kadar gula, dan bahan pengawet yang berdampak pada meningkatnya penderita penyakit obesitas yang parah di negara tersebut.

Nauru dengan segala kisahnya ini menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa kekayaan alam yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita harus dikelola dengan arif dan bijaksana demi keberlangsungan masa depan negara kita.

Karena jika tidak demikian boleh jadi kita akan menjadi seperti warga Nauru.

Baca Juga: Jenis Makanan yang Bisa Cepat untuk Menyembuhkan Penyakit Stroke dan Memperbaiki Fungsi Otak

Itulah kisah Negara Nauru yang dulunya kaya sekarang bangkrut karena tahi burung, seperti dilansir dari sumber video Channel YouTube KabarPedia.***

Editor: Muhammad Ma`ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x