Khutbah Jum'at Bulan Muharram 1443 H , Singkat, Padat dan Ringkas

- 20 Agustus 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi. Teks atau naskah khutbah Jumat singkat padat dan terbaru.
Ilustrasi. Teks atau naskah khutbah Jumat singkat padat dan terbaru. /pixabay/hisalman

MEDIA BLORA – Hari Jum’at adalah hari yang mulia, kenapa menjadi hari yang mulia? Karena pada hari jum’at umat muslim yang laki-laki yang sudah baligh di wajibkan untuk melaksanakan ibadah sholat Jum’at.
Kebetulan hari ini adalah masuk dalam bulan Muharram. Kita sebagai Umat muslim dianjurkan untuk selalu memuliakan bulan-bulan yang istimewa.
Bulan Muharram ini merupakan salah satu dari empat bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT.

Baca Juga: 5 Keutamaan Sholawat Nariyah yang Selama ini Jarang Diketahu Orang Banyak, Simak Pembahasanya


Orang Islam di anjurkan untuk melaksanakan amalan yang baik di bulan Muharram ini.
Adapun Keutamaan bulan Muharram secara lebih luas dibahas dalam naskah Khutbah Jumat berikut, sebagaimana dikutip MEDIA BLORA dari KabarLumajang.com dari laman khotbahjumat.com yang berjudul Khutbah Jumat 1443 Hijriah tentang Memuliakan Bulan Muharram yang Penuh Keutamaandari laman khotbahjumat.com yang berjudul "Keutamaan Bulan Muharam", ditulis pada 26 September 2018.


Khutbah Pertama: KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM


إنَّ الحمدَ لله، نحمدُه ونستعينُه ونستغفِرُه، ونعوذُ بالله مِن شُرور أنفُسنا وسيئات أعمالِنا، مَن يهدِه الله فلا مُضِلَّ له، ومَن يُضلِل فلا هادِيَ له، وأشهدُ أن لا إله إلا الله وحدَه لا شريكَ له، وأشهدُ أن محمدًا عبدُه ورسولُه.
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: 102].
﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾ [النساء: 1].
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾ [الأحزاب: 70، 71].

Ayyuhal muslimun,
Marilah kita bertakwa kepada Allah. Karena takwa adalah sebaik-baik usaha dan bentuk ketaatan yang tertinggi.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Quran Al-Hadid: 28].
Sungguh Allah itu memuliakan satu amkhluk-Nya dibanding makhluk yang lain. Dia memilih dari mereka sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan.
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ
“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.” [Quran Al-Qashahs: 68].
Allah memilih tempat yang istimewa dibanding tempat yang lain. Seperti Mekah dan Madinah. Dia telah memberkahi Baitul Maqdis. Allah memilih waktu-waktu yang istimewa, yang ibadah di waktu-waktu tersbut lebih utama dibanding selainnya. Orang yang berbahagia adalah mereka yang mencurahkan usaha ekstra mereka untuk menambah ketaatan di waktu-waktu tersebut.
Di antara waktu yang Allah Ta’ala istimewakan adalah bulan-bulan haram yang disebutkan di dalam Alquran. Bulan-bulan haram itu telah ditetapkan kemuliaannya di hari langit dan bumi diciptakan. Allah Azza wa Jalla berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” [Quran At-Taubah: 36].
Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Padat Terbaru 2021 tentang Kemerdekaan Indonesia dan Cinta Tanah Air
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Sesungguhnya Allah mengistimewakan empat bulan dibanding bulan-bulan lainnya. Dia menjadikan empat bulan itu menjadi bulan haram. Mengagungkan kehormatannya. Menjadikan perbuatan dosa di dalamnya lebih besar. Dan amal kebajikannya mendapat pahala yang lebih besar pula.
Ini adalah bulan haram. Yang tentang kemuliaannya telah dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam khutbah beliau di haji wada’. Beliau bersabda,
إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ : ذُو الْقَعْدَةِ ، وَذُو الْحِجَّةِ ، وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبٌ ، شَهْرُ مُضَرَ ، الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ.
“Sesungguhnya zaman ini telah berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun itu ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram.
Tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab, (yaitu) bulan yang dikenal oleh (suku) Mudhar yang berada diantara bulan Jumada (Akhir) dan bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Jadi, bulan Muharam ini telah Allah muliakan dan agungkan. Bahkan ia sebut bulan ini dengan disandarkan pada namanya, syahrullah al-Muharram (bulan Allah al-Muharram). Orang-orang Arab jahiliyah pun mengagungkan bulan ini. Mereka namakan bulan ini dengan Syahrullah al-Asham. Sebagai bentuk betapa mereka memuliakan dan mengagungkannya.
Ma’asyiral mukminin,
Kalau pemuliaan bulan Muharram dalam masyarakat jahiliyah saja adalah sebuah tradisi yang mereka wariskan, apa alasan kaum muslimin tidak mengagungkan bulan Allah al-Muharram ini? Padahal umat Islam adalah umat yang ridha bahwa Allah Rabb mereka, Islam agama mereka, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah nabi dan rasul mereka.
Apakah kita tidak mengagungkan apa yang Allah dan Rasul-Nya agungkan? Dengan cara menahan dirinya dari dosa dan kemaksiatan. Menjauhi sebab-sebab yang dapat mengantarkan pada dosa dan permusuahan. Sekuat tenaga melawan hawa nafsu dan tipu daya setan.
Memang, menzalimi diri sendiri dengan berbuat dosa dilarang pada setiap saat, tapi di bulan Muharram ini keharamannya bertambah keras. Karena menggabungkan antara keberanian dan merasa hebat di hadapan Allah dengan melakukan perbuatan dosa. Menodai kehormatan bulan yang Allah hormati dan agungkan.
Dan sebesar-besar kezaliman yang dilakukan seseorang adalah kesyirikan. Sebagaimana perkataan Lukman kepada putranya,
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. [Quran Lukman: 13].
Kesyirikan adalah sebesar-besar dosa dan kesalahan. Ia adalah dosa yang tidak diampuni Allah, kalau pelakunya mati dan belum bertaubat darinya.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” [Quran An-Nisa: 48].
Mengapa syirik merupakan dosa terbesar? Karena seseorang dengan fitrahnya tahu bahwa Allah lah yang menciptakannya, tapi dia malah beribadah kepada selainnya. Dalam Shahihain terdapat sebuah riwayat dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Baca Juga: Teks Naskah Pidato Peringatan Hari Pramuka 14 Agustus oleh Presiden Jokowi di Masa Pandemi Covid-19
أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: أَنْ تَجْعَلَ لِلهِ نِدًّا، وَهُوَ خَلَقَكَ
‘Dosa apa yang paling besar?’ Beliau menjawab, ‘Engkau jadikan untuk Allah tandingan, padahal Dialah yang telah menciptakanmu’.”
Ibadalllah,
Di antara bentuk menzalimi diri sendiri yang lain adalah meninggalkan sesuatu yang Allah wajibkan. Melakukan yang Dia larang. Dan melanggar hak orang lain.
وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ
“Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.” [Quran Ath-Thalaq: 1].
Ma’syiral muslimin,
Sesungguhnya di antara karunia terbesar Allah terhadap hamba-hamba-Nya adalah Dia menjadikan akhir tahun ibadah dan ketaatan. Dan di awal tahun ibadah dan ketaatan. Sehingga orang-orang beriman memulai tahun dengan ketaatan kepada Allah. Dan menutup tahun dengan ketaatan kepada Allah.
Dan di antara amal yang hendaknya seorang muslim bersemangat mengerjakannya di bulan Muharram dan bulan-bulan lainnya adalah mengikhlaskan ibadah kepada Allah.
Mengesakan Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Mendekatkan diri kepada Allah dengan menunaikan yang Dia wajibkan. Memperbanyak amalan sunat. Siapa yang melakukan yang demikian, dia berhasil mendapatkan kecintaan Allah Jalla Jalaluhu.
Dalam hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
“Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari).

Dan di antara amalan sunat yang paling agung adalah berpuasa sunat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Barangsiapa melakukan puasa satu hari di jalan Allah (dalam melakukan ketaatan pada Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun.” (HR. Bukhari).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan bulan Muharam. Berpuasa di bulan ini merupakan sebaik-baik bentuk mendekatkan diri kepada Allah. Semulia-mulia ketaatan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya,
أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ
“Shalat apakah yang paling utama setelah shalat Maktubah (wajib)? Dan puasa apakah yang paling utama setelah puasa Ramadlan?” Beliau menjawab, “Seutama-utama shalat setelah shalat maktubah (wajib) adalah shalat pada sepertiga akhir malam. Dan seutama-utama puasa setelah puasa Ramadlan adalah puasa di bulan Muharram.” (HR. Muslim).
Al-Qurthubi mengatakan, “Sungguh berpuasa Muharam adalah sebaik-baik puasa. Karena ia adalah sunnah pertama tentang puasa. Selayaknya membuka bulan ini dengan puasa yang sebaik-baik amal.”
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم: ﴿إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا﴾ [الأحزاب: 35].
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Quran Al-Ahzab: 35].
بارَك الله لي ولكم في القرآنِ والسنَّة، ونفعَني وإيَّاكُم بما فِيهما مِن الآياتِ والحِكمة، أقولُ ما تسمَعُون، وأستغفِرُ اللهَ لي ولكم، فاستغفِروه؛ إنَّه كان غفَّارًا.

semoga Khutbah jum'at ini bisa bermanfaat untuk semuanya. Waallahu 'alam Bisshowaf.***

Editor: Muhammad Ma`ruf

Sumber: Kabar Lumajang khotbahjumat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x