Definisi Hidup dan Mati, Begini Penjelasan Ulama Ahli Tafsir Gus Baha

- 13 Januari 2022, 20:54 WIB
Definisi Hidup dan Mati, Begini Penjelasan Ulama Ahli Tafsir Gus Baha
Definisi Hidup dan Mati, Begini Penjelasan Ulama Ahli Tafsir Gus Baha /Facebook.com/Ngaji Bareng Gus Baha

MEDIA BLORA - Gus Baha yang bernama asli K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim adalah salah satu ulama yang lagi trending di berbagai media sosial.

Gus Baha merupakan Kyai Nahdlatul Ulama yang berasal dari Rembang. Ia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, K.H. Maimun Zubair.

Gus Baha dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar al-Qur'an.

Dalam pengajianya Gus Baha sering membawakan dengan santai namun serius. Materi-materi yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti.

Baca Juga: 10 Manfaat Minum Air Putih Pada Tubuh, Mencegah Dehidrasi Hingga Penyakit Jantung

Gus Baha dalam penampilan sangat sederhana dan apa adanya. Dalam menyampaikan materi dengan penuh keceriaan.

Salah satu materi yang menarik adalah soal hidup dan mati. Menurut Gus Baha, tidak hanya kehidupan yang perlu selalu dipandang dari sisi positifnya.

Akan tetapi kematian yang nantinya akan datang menjemput juga demikian. Perlu diambil sisi positifnya.

Gus Baha dalam beberapa kesempatan ceramah menjelaskan bahwa definisi kematian adalah dicabutnya ruh dari jasad.

Ketika ruh dicabut, maka jasad akan mati. Dalam kematian itu, ruh tetap hidup. Sehingga kematian sebenarnya tidak ada, karena ruh atau nyawa tetap hidup.

Dalam Islam memang diajarkan, bahwa sebuah ruh hakikatnya tetap hidup meski jasad telah mati.

Ruh yang hidup tadi akan melewati tahap demi tahap. Sampai pada akhirnya nanti dibangkitkan kembali di hari kiamat.

Untuk melalui tahap hisab dan mempertanggungjawabkan semua perbuatan. Perbuatan ini adalah pada masa hidup di Dunia.

Maka manakala manusia pada masa hidupnya sering berbuat baik, di Akhirat nanti akan terhitung kebaikan dan mendapatkan balasan baik.

Baca Juga: Kumpulan Doa Penambah Ilmu Paling Mujarab Untuk Pelajar

Begitupun dengan perbuatan buruk nantinya terhitung keburukan dan mendapatkan balasan yang pedih.

Pada hari perhitungan nanti malah akan menyusahkan diri sendiri. Dan terkadang pun, di dunia juga langsung mendapat ganjaran yang setimpal atau jauh lebih pedih.

Riwayat doa Nabi yang terdapat dalam kitab Al-Jami’ Shahih Muslim karya Imam Muslim berbunyi: “Allahumma aj’alil hayaata ziyadatan li fi kulli khoirin, waj'alil mauta rahatan li min kulli syarrin.” (Ya Allah jadikanlah hidupku untuk menambah segala kebaikan dan matiku sebagai akhir dari segala keburukan).

Dari riwayat doa Nabi ini Gus Baha mengambil pengertian bahwa hidup hakikatnya haruslah diarahkan kepada potensi untuk menambah kebaikan, termasuk cara-caranya.

Mati pun juga begitu, penting mengambil hikmah darinya, yaitu kematian berarti akhir dari adanya potensi melakukan keburukan.***

Editor: Moch Eko Ridwan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah