Pada waktu itu, Gus Miek dengan diikuti Gus Farid masuk ke sebuah tempat hiburan malam. Di tempat itu orang-orang suka dugem dan mengkonsumsi minum-minuman keras.
Gus Farid yang belum mengerti maksud utama Gus Miek mencoba menutupi identitas Gus Miek agar tidak dilihat dan dikenali pengunjung.
"Gus, apakah sampeyan jamaahnya kurang banyak? Apakah Sampeyan kurang kaya? Kok masuk tempat seperti ini (diskotik)?," tanya Gus Farid.
Gus Miek dengan santai mendengar pertanyaaan Gus Farid itu.
"Biar nama saya cemar di mata manusia, tetapi tenar di mata Allah," jawab Gus Miek.
Menurut Gus Miek, apalah arti sebuah nama. Paling mentok, namanya hancur di mata ummat.
"Semua orang yang di tempat ini, di diskotik ini juga menginginkan surga, bukan hanya kaum santri dan bersarung saja yang menginginkan surga," tambah Gus Miek
"Tetapi, siapa yang berani masuk ketempat seperti ini? Kiai mana yang mau masuk ketempat-tempat seperti ini?," lanjut Gus Miek
Gus Miek memang dikenal sebagai ulama besar yang nyeleneh, suka keliling dunia hitam. Hampir tiap malam menyusuri jalan-jalan di Jawa Timur keluar masuk klub malam.