Dikisahkan, sekitar tahun 1980-an, acara majlis dzikir ini dilaksanakan di Nganjuk, Jawa Timur. Tetangga Kediri, yang tidak terlalu jauh dari rumah Gus Miek.
Selesai mengisi acara majlis dzikir itu, salah satu jamaah bernama Faqih mengantar Gus Miek ke Kediri menggunakan sepeda motor.
Namun, di tengah jalan motor itu mogok. Setelah dicek, bensinnya habis. Faqih tentu bingung, karena berada di tengah jalan dan tidak ada penjual bensin.
"Kamu itu, sebenarnya ikhlas ngga' sih nganterin aku?," tanya Gus Miek sambil bercanda.
Faqih hanya bisa nyengir saja, ciri khas santri yang lagi galau, bingung karena tak mampu menjawabnya.
"Yaa udah, ayo marung saja, itu di depan ada warung. Lha malam-malam gini cari bensin kemana?" lanjut Gus Miek
"Pesen teh hangat tiga, pak," ujar Gus Miek kepada penjual warung.
"Kok tiga Gus? Lha satunya untuk siapa?," tanya Faqih merasa janggal.
"Sudaaahhh, minum saja tehmu."