“Bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah bulan Ramadhan adalah Al-Asyhur al-Ḥurum. Dan, yang paling utama dari keempatnya adalah bulan Muharram, Rajab, Dzulhijjah, kemudian Dzulqa’dah.
Dalam hadits lain disebutkan mengenai kesunahan menjalankan puasa Dzulqa'dah:
‘…dan berpuasalah dari bulan haram, tinggalkanlah dari bulan haram, berpuasalah dari bulan haram dan tinggalkanlah darinya.’ Nabi berisyarat dengan ketiga jarinya seraya mengumpulkan dan melepaskannya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Bagi yang berniat hendak puasa sunnah di bulan ini, Berikut Niat puasa Dzulqa'dah:
Nawaitu Shauma Ghadin 'an Adaa-i Sunnati Dzulqa'dah Lillahi Ta'ala
"Aku berniat puasa sunnah Dzulqa'dah besok hari karena Allah Taala."
Puasa Dzulqa'dah dilakukan selama tujuh hari baik di awal bulan, pertengahan maupun akhir. Ulama membolehkan Puasa Dzulqa'dah digabung Puasa Senin dan mendapat pahala.
Sebagian ulama terutama dari mazhab Syafi'i dan Maliki membolehkan, namun ada juga ulama dari mazhab Hambali (Hanabilah) yang menyatakan tidak sah menggabungkan puasa syawal dengan qadha Ramadhan.
Imam Syihabudin Ar Ramli dalam kitab Fatawa Ar Ramli mengatakan, diperbolehkan menggabung niat puasa 6 hari bulan syawal dengan qadha ramadhan dan keduanya mendapatkan pahala.