Khutbah Singkat Bulan Muharram 1444 H Tahun 2022, Judul: Rahmat Umum dan Rahmat Khusus

- 6 Agustus 2022, 08:52 WIB
 Ilustrasi khutbah Jumat Bulan Muharram
Ilustrasi khutbah Jumat Bulan Muharram /Pixabay./ Abdullah_Shakoor.

Di antara rahmat yang sifatnya umum itu adalah kesehatan, kekayaan, nikmat bernapas dan menghirup udara segar serta nikmat-nikmat duniawi lainnya. Hal-hal itu adalah rahmat Allah yang diberikan secara umum kepada semua orang tanpa memandang agama dan keyakinannya, tanpa memandang akhlak dan perilakunya. Semuanya diberi. Semuanya dapat. Semuanya merasakan.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru Tahun 2022 , Lengkap Khutbah Ke Satu dan Ke Dua Beserta Doa

Adapun rahmat yang khusus, yaitu rahmat yang disertai dengan kemuliaan derajat dan keagungan, tidaklah Allah anugerahkan di dunia ini kecuali kepada orang-orang yang beriman, bersabar dan ridha terhadap segala apa yang Allah takdirkan kepada mereka.


Jadi syarat pertama dan paling utama untuk mendapatkan rahmat khusus itu adalah iman, yaitu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Beriman kepada Allah artinya meyakini dengan pasti dan sepenuh hati bahwa Allah ada tapi tidak serupa dengan segala yang ada, serta tidak menentang Allah dalam segala apa yang Ia tentukan bagi para hamba, baik ketentuan itu manis atau pun pahit, baik maupun buruk, menyenangkan atau pun menyusahkan, membahagiakan atau pun menyengsarakan. Sedangkan beriman kepada Rasul artinya percaya dengan pasti dan sepenuh hati tentang segala apa yang beliau beritakan, baik berkaitan dengan hukum di dunia atau pun berkaitan dengan apa yang akan terjadi di alam barzakh dan akhirat kelak.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Ayat-ayat di atas juga menjelaskan kepada kita bahwa rahmat Allah yang disertai kemuliaan derajat akan diberikan kepada orang-orang yang pada saat ditimpa musibah, mereka mengatakan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” serta meyakini maknanya.


“Inna lillah” artinya ridha dan menerima segala ketentuan Allah dan tidak protes dan menentangnya. Baik ketentuan itu sesuai dengan apa yang kita inginkan atau pun tidak. Baik ketentuan itu membuat kita senang atau pun susah. Yang demikian itu karena kita harus meyakini secara pasti bahwa diri kita dan apa yang kita miliki adalah milik Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu, Allah berhak bertindak apa saja yang Ia kehendaki terhadap segala apa yang menjadi milik-Nya.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Kedua Terbaru 2022 : Singkat dan Lengkap dalam Tulisan Arab
Hadirin rahimakumullah,

Diri kita, anak kita, pasangan hidup kita, rumah, harta, mobil bahkan nyawa kita sejatinya adalah milik Allah ta’ala. Kesehatan bukanlah milik kita. Jika Allah sebagai pemiliknya mengambilnya dari kita lalu kita dijadikan sakit, maka kita wajib ridha dan sabar. Harta juga bukanlah milik kita. Jika Allah sebagai pemiliknya mengambilnya dari kita lalu kita dijadikan miskin, maka kita wajib ridha dan sabar. Anak dan pasangan kita bukan pula milik kita. Jika Allah sebagai pemiliknya mengambil mereka dan mewafatkan mereka, maka kita wajib ridha dan sabar. Kepemilikan kita terhadap itu semua hanyalah kepemilikan yang majazi, bukan kepemilikan yang hakiki. Semuanya itu sejatinya hanyalah amanah yang Allah titipkan kepada kita. Karena hanya titipan, jika sewaktu-waktu diambil oleh pemiliknya, maka kita wajib menerima dengan sikap ridha dan menghadapinya dengan penuh kesabaran. Karena hanya titipan, maka kita tidak boleh dan tidak sepatutnya menyombongkan diri, sebanyak apa pun harta kita, setampan dan secantik apa pun kita.


Kaum Muslimin rahimakumullah,

Halaman:

Editor: Muhammad Ma`ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah