Disebut Lebih Menular dari Omicron Biasa, Berikut Penjelasan Kemenkes soal Omicron Siluman

- 5 Maret 2022, 13:12 WIB
Disebut Lebih Menular dari Omicron Biasa, Berikut Penjelasan Kemenkes soal Omicron Siluman
Disebut Lebih Menular dari Omicron Biasa, Berikut Penjelasan Kemenkes soal Omicron Siluman /Pixabay/

MEDIA BLORA – Seperti yang diketahui jika kini Omicron memiliki varian baru, yakni Omicron BA.2. atau yang sering disebut dengan Omicron siluman.

Banyak pemberitaan yang menyebutkan jika Omicron siluman ini lebih berbahaya dari Omicron biasa.

Sebab Omicron siluman ini disebut lebih menular dari Omicron biasa. Benarkah seperti itu?

Betikut ini adalah penjelasan Kemenkes soal Omicron siluman seagaimana dikutip MEDIA BLORA dari berbagai sumber pada Sabtu, 05 Maret 2022.

Kasus infeksi Covid-19 varian Omicron siluman sudah terdeteksi di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sejauh ini sudah ada 330 kasus Omicron siluman di Indonesia.

Baca Juga: Saran WHO untuk Anda yang Kemarin Menggunakan Vaksin Sinovac, Ada Apa?

Omicron siluman adalah sebutan bagi subvarian Omicron BA.2. yang berasal dari garis keturunan varian Omicron.

Untuk diketahui Omicron terdiri dari beberapa subvarian. Subvarian yang paling umum adalah BA.1, BA.1.1, dan BA.2.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menuturkan, subvarian Omicron BA.2 atau Omicron siluman memiliki kemampuan menular lebih cepat daripada varian Omicron yang sekarang.

“Beberapa studi mengatakan, mengapa subvarian BA.2 menjadi kekhawatiran karena dikatakan varian BA.2 lebih cepat menular daripada Omicron yang sekarang," terang Nadia.

Baca Juga: Saran WHO untuk Anda yang Kemarin Menggunakan Vaksin Sinovac, Ada Apa?

"Jadi akan banyak sekali orang sakit, kalau kemudian kita tidak segera deteksi (dengan tes PCR)," sambungnya.

Oleh sebab itu, deteksi dini apabila muncul gejala Covid-19 dengan tes PCR maupun rapid test antigen dinilai efektif untuk mencegah terjadinya cluster penularan yang lebih luas.

Omicron siluman berisiko sebabkan penyakit parah Selain memiliki kemampuan menular lebih cepat.

Varian Omicron siluman juga mempunyai kemampuan mengelabui sistem kekebalan yang lebih baik dibandingkan subvarian BA.1.

Akibatnya, orang yang terpapar corona varian Omicron siluman ini akan lebih mudah sakit, dan virus tersebut juga berisiko menyebabkan penyakit parah pada pasien.

Baca Juga: Para Pengguna Vaksin Sinovac, Ini Booster Terampuh yang Bisa Dipilih, Covid-19 Omicron Dijamin Minder

"Subvarian BA.2 meningkatkan kemampuan untuk membuat orang yang sudah sembuh menjadi sakit lagi, reinfeksi lebih tinggi pada orang yang terinfeksi dengan BA.2. Tapi kalau kita lihat dari sisi diagnostik dia (Omicron siluman) tidak bisa dideteksi dengan SGTF," terang Nadia.

Omicron Siluman Lebih Sulit Dideteksi

SGTF adalah S-gene Target Failure (SGTF), merupakan metode pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi varian Omicron.

Menurut Nadia, Omicron siluman yang juga dijuluki 'Son of Omicron' ini, memiliki kemampuan untuk menghindar dari hasil pemeriksaan SGTF.

Karena itu, untuk mendeteksi varian Omicron siluman, tidak bisa dilakukan dengan tes PCR biasa melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS), termasuk pada subvariannya.

Baca Juga: Menolak Mati, Ternyata Ini Alasan Kecoak Mati dengan Posisi Tubuh Terbalik

"(Pada) BA.2 tidak ada fenomena SGTF itu, sehingga pada pemeriksaan SGTF untuk menentukan apakah kemungkinan seseorang probable Omicron, bisa terdeteksi pada pemeriksaan WGS," sambung dia.

"Varian siluman ini, kan, dibilang BA.2, kenapa dibilang begitu karena biasanya (pada varian) Omicron protein S-nya tidak bisa kita deteksi karena ada mutasi di protein S-nya," ujar Nadia.***

Editor: M. In`Amul Muttaqin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah