Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2024 Merupakan Peringatan HARKITNAS Yang Ke-116 Tahun

- 20 Mei 2024, 17:26 WIB
 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Jokowi Ajak Seluruh Rakyat Indonesia Bangkitkan Semangat Nasionalisme
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Jokowi Ajak Seluruh Rakyat Indonesia Bangkitkan Semangat Nasionalisme /foto antara/
MEDIA BLORA – Hari ini tepat 116 tahun yang lalu para pemuda pemuda hebat yang di miliki bangsa Indonesia mendirikan organisasi pergerakan yang menginspirasi sebagai Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya.
 
Pemuda pemuda hebat yang menginspirasi Kebangkitan Nasional itu adalah Sutomo, Wahidin Sudirohusodo, HOS Tjokroaminoto, Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker, Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, Raden Angka Prodjosoedirdjo, Mohammad Saleh, Raden Mas Goembrek ,Soewarno dan juga Ki Hadjar Dewantara
 
Hari Kebangkitan Nasional (HARKITNAS) yang diperingati pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya, merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan. Semangat Kebangkitan Nasional yang digagas oleh organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908, menjadi tonggak sejarah awal pergerakan nasional Indonesia.
 
Hari Kebangkitan Nasional memang tidak ditentukan secara asal-asalan, tanggal tersebut dipilih berdasarkan tanggal berdirinya organisasi pergerakan yang pertama kali di Indonesia, yakni Budi Utomo yang di dirikan pada 20 Mei 1908 lalu.
 
Boedi Oetomo atau Budi Utomo) adalah organisasi pemuda yang didirikan oleh dr.Soetomo' dan para pelajar School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA), pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi ini digagas oleh Wahidin Sudirohusodo untuk bergerak di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
 
Berdirinya Boedi Oetomo menjadi awal pergerakan, yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada awalnya, organisasi ini hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan di Pulau Jawa. Hingga saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia.
 
Pada tahun 1907, Wahidin Sudirohusodo melakukan kunjungan ke STOVIA dan bertemu dengan para pelajar yang masih bersekolah di sana. Ia menyerukan gagasan pada mereka untuk membentuk organisasi yang dapat mengangkat derajat bangsa.Selain itu, Sudirohusodo juga ingin mendirikan sebuah organisasi di bidang pendidikan untuk bisa membantu biaya orang-orang pribumi yang berprestasi dan mempunyai keinginan untuk bersekolah, tetapi terhambat karena tidak memiliki biaya. Gagasan ini menarik bagi para pelajar disana, khususnya Soetomo, Gunawan Mangunkusumo, dan Soeradji Tirtonegoro.
 
Selanjutnya, Soetomo bersama dengan Soeradji mengadakan pertemuan dengan para pelajar STOVIA yang lain, untuk membicarakan gagasan organisasi yang disampaikan oleh Sudirohusodo. Acara berlangsung tidak resmi di ruang Anatomi milik STOVIA, saat tidak ada jam pelajaran. Pertemuan tersebut membentuk sebuah organisasi yang diberi nama "Perkumpulan Boedi Oetomo" sehingga Boedi Oetomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta.
 
Boedi Oetomo menjadi awal sebuah era Nasionalisme Indonesia yang dikenal dengan nama pergerakan nasional. Tokoh yang tercatat sebagai pendiri Boedi Oetomo terdiri dari 9 orang, yaitu Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, Raden Angka Prodjosoedirdjo, Mohammad Saleh, Raden Mas Goembrek dan Soewarno.
 
Saat masih didirikan di STOVIA, organisasi ini telah memiliki susunan pengurus yang tertulis di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Pada masa itu, Soetomo menjadi ketua dan Soelaeman Affandi Kartadjoemena, sebagai wakilnya. Pengurus lainnya terdiri dari Gondo Soewarno sebagai sekretaris I, dan Goenawan sebagai sekretaris II, serta bendahara yang dijabat oleh Angka Prodjosoedirdjo. Sisa pendiri lainnya menjabat sebagai komisaris.
 
Seiring perkembangan waktu, anggota Boedi Oetomo terus bertambah. Tokoh-tokoh penting pergerakan Indonesia, seperti Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangoenkoesoemo, Tirto Adhi Soerjo, Pangeran Ario Notodirodjo dan Raden Adipati Tirtokoesoemo menjadi bagian dari organisasi tersebut.
 
Berita berdirinya perkumpulan ini tersebar di surat kabar dan menimbulkan gerakan untuk mendirikan cabang di berbagai kota. Kantor-kantor cabang pun didirikan di kota Magelang, Probolinggo dan Yogyakarta. Namun, fenomena ini mengancam status para pendiri perkumpulan tersebut. Terutama Soetomo, karena Soetomo dianggap sebagai pemimpin kelompok pemberontakan terhadap Hindia Belanda bersama dengan teman-teman pelajarnya. Atas dasar ini, Soetomo terancam dikeluarkan dari STOVIA.
 
 
Sebagai bentuk solidaritas, teman-temannya ikut berjanji untuk keluar dari sekolah tersebut, jika Soetomo dikeluarkan. Namun, Soetomo tidak jadi dikeluarkan karena mendapatkan pembelaan dari Hermanus Frederik Roll yang menyampaikan pembelaan bahwa umur Soetomo yang muda menjadi alasan sifat berapi-apinya sama seperti orang yang menuduh Soetomo ketika mereka saat muda.
 
Pada bulan Juli 1908, Budi Utomo telah mencapai anggota yang berjumlah 650 orang yang terdiri dari priayi berpangkat rendah dan pelajar.
 
Berangkat dari sejarah itulah setiap tahunnya pada 20 Mei, diperingati Hari Kebangkitan Nasional. Hari ini sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia sebab memperingati peristiwa-peristiwa yang membawa kesadaran nasional dan semangat persatuan di antara masyarakat Indonesia.
 
Hari Kebangkitan Nasional menjadi tonggak bersejarah yang menandai perjalanan panjang menuju kemerdekaan dan kemandirian bangsa Indonesia.
 
Pada awal abad ke-20 sejumlah organisasi didirikan. Melalui kebijakan Politik Etis, sekelompok orang terpelajar Indonesia didirikan melalui bantuan Belanda. Penerapan Politik Etis merupakan akibat dari kebijakan tanam paksa oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
 
Penerapan Politik Etis menghasilkan organisasi yang mendorong mereka untuk membawa perubahan pada masyarakat Indonesia. Organisasi Budi Utomo adalah pergerakan awal berdirinya Hari Kebangkitan Nasional.
 
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional Indonesia dimulai pada 20 Mei 1908 sebagai upaya yang dilakukan oleh kaum intelektual pemuda Indonesia untuk membangkitkan kesadaran nasional yang lebih kuat.
 
Organisasi Budi Utomo bukan hanya menjadi landasan bagi gerakan nasionalis Indonesia, tetapi juga menjadi tonggak sejarah sebagai titik awal bagi berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya yang bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan kolonial.
 
Perjalanan panjang menuju kemerdekaan yang dipenuhi dengan perjuangan dan pengorbanan terus memperkuat semangat kebangkitan nasional di kalangan masyarakat.
 
Melalui peringatan ini rakyat Indonesia diingatkan akan nilai-nilai patriotisme, persatuan, dan semangat perjuangan yang diperlukan dalam membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
Hari ini juga menjadi momen refleksi untuk menghargai perjuangan para pahlawan dan pejuang kemerdekaan yang telah berjuang keras demi kemerdekaan Indonesia.
 
Selain itu, Hari Kebangkitan Nasional merupakan kesempatan untuk memperkuat dan merayakan keberagaman budaya dan etnis di Indonesia.
 
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dan perayaan ini menjadi waktu yang tepat untuk meneguhkan kesatuan dalam keragaman, sambil merayakan warisan budaya yang beragam.Selamat Hari Kebangkitan Nasional yang ke 116 semoga rahmat Allah selalu tercurahkan untuk Bangsa Indonesia.***

Editor: M. In`Amul Muttaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah