Kisah Wahyu Gagak Emprit Embrio Berdirinya Kerajaan Mataram Islam Di Jawa

- 20 Maret 2023, 18:24 WIB
Kisah Wahyu Gagak Emprit Embrio Berdirinya Kerajaan Mataram Islam Di Jawa
Kisah Wahyu Gagak Emprit Embrio Berdirinya Kerajaan Mataram Islam Di Jawa /Youtube Mataram dalam 13 menit

Wallahu alam karena kisah Wahyu gagak emprit dan sosok Ki Ageng Giring hingga sekarang kisah hidupnya berupa sebuah cerita tutur yang turun temurun disampaikan dari generasi ke generasi.

Namun Ki Ageng Giring III dalam sejarah sangat terenal bahwa beliaulah yang masyhur mendapatkan wahyu gagak emprit sebagai cikal bakal Mataram Islam namun wahyu gagak emprit yang bersemayam di dalam air degan kelapa muda tersebut justru diminum Ki Ageng Pemanahan yang juga sama-sama mendapatkan wahyu saat bertapa.

Suatu ketika Ki Ageng Giring yang telah memasuki hari terakhir dalam laku tirakatnya berpuasa dan memetik buah kelapa di pekarangan rumahnya dan menyimpannya dan ketika sore nanti akan di minum setelah pulang dari sawah dan merasa sangat haus.

Namun di saat yang bersamaan Ki Ageng Pemanahan yang juga saudara seperguruan dari Ki Ageng Giring datang bertamu ke rumah Ki Ageng Giring dan ketika sampai di rumah Ki Ageng Giring belum sampai di rumah dan Ki Ageng Pemanahan bertemu istri Ki Ageng Giring karena untuk menghormati tamu yang datang dari jauh dan hanya punya satu satunya degan atau kelapa muda tersebut di berikanlah kepada KI Ageng Pemanahan dan langsung di minum dalam satu tenggakan dan habis.

Ki Ageng Giring ketika kembali dari hutan hanya bisa meratapi saat mendapati air kelapa ‘gaib’ yang dia petik sudah tidak ada di tempatnya. Ki Ageng Pemanahan yang terdapat di situ, mengakui dirinya yang meminum air kelapa muda tersebut.

Ki Ageng Giring setelah mendengar perkataan sahabatnya itu merasa seakan hancur hatinya, sedih dan sangat kecewa. Lama dirinya terdiam. Pupus sudah dirinya menjadi penguasa di tanah Jawa.

Sebagai seorang yang memiliki kelebihan, maka dirinya pun mengetahui akan takdir, sudah suratan dari Tuhan, bahwa Ki Ageng Pemanahan akan menurunkan raja-raja yang menguasai tanah Jawa.

Betapa kecewa Ki Ageng Giring, melihat kenyataan yang terjadi sehingga hanya bisa pasrah. Namun dia menyampaikan maksud kepada Ki Ageng Pemanahan agar salah seorang keturunannya kelak bisa turut menjadi raja di Mataram.

Upaya negosiasi antara Ki Ageng Giring III dan Ki Ageng Pemanahan pun dilakukan begitu air kelapa muda tersebut habis diminum. Akhirnya keduanya menyepakati bahwa setelah keturunan raja ketujuh, maka yang berkuasa adalah keturunan dari Ki Ageng Giring III.

Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan terlibat dalam pembicaraan penting mengenai wahyu Gagak Emprit ini . Mereka mencari petunjuk dengan melakukan tirakat, berpuasa dan berdoa memohonkan petunjuk serta arahan dari Sang Pencipta alam.

Halaman:

Editor: M. In`Amul Muttaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x