Jawaban:
Karakteristik perlawanan terhadap Belanda sebelum dan sesudah abad ke-19 memiliki perbedaan dalam metode dan skala perjuangan.
Sebelum abad ke-19, perlawanan lebih bersifat lokal atau regional, dipimpin oleh tokoh-tokoh lokal seperti Pangeran Diponegoro di Jawa, Pangeran Antasari di Kalimantan Selatan, dan Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan.
Perlawanan ini melibatkan pasukan rakyat dan gerilya melawan penjajah Belanda.
Setelah abad ke-19, perlawanan menjadi lebih terorganisir dan bersifat nasional, dengan munculnya gerakan nasionalis dan organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Partai Komunis Indonesia.
Perjuangan semakin berkembang menjadi perlawanan politik, intelektual, dan diplomatik, dengan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.
5. Mengapa Belanda mendirikan STOVIA pada awal abad ke-20?
Jawaban:
Belanda mendirikan STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) pada awal abad ke-20 dengan tujuan untuk melatih tenaga medis pribumi di Indonesia.
Pendirian STOVIA merupakan respons terhadap permintaan dari kelompok-kelompok pribumi yang menginginkan pendidikan medis yang setara dengan pendidikan Belanda.