Penambang Batu Tewas Di Area Tambang Terkesi Grobogan: Penunggu Gaib Gunung Kendeng Murka karena Alamnya Rusak

9 Juni 2023, 10:25 WIB
Ilustrasi Penambang Batu Tewas Di Area Tambang Terkesi Grobogan /Pixabay/soumen82hazra

MEDIA BLORA - Penambangan batu padas di Pegunungan Kendeng kembali memakan korban,setelah beberapa waktu lalu kejadian penambang tewas terjadI di area Kedung Winong Sukolilo kali ini kembali memakan korban 2 orang tewas tertimbun batu di wilayah Kendeng sisi barat tepatnya Desa Terkesi, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

Pada hari Rabu 7/6/2023 merupakan hari naas karena 2 warga sekitar yang sedang menggali dasar tebing secara manual untuk diangkut ke truk dump tewas tertimbun longsoran material batu dari ketinggian 15 meter.Material batu besar yang ambrol tersebut menimbun ke 2 penambang tersebut hingga tewas.

Sebelum kejadian, pada pagi sekitar pukul 09.00 WIB, keduanya tengah menggali dasar tebing batu secara manual menggunakan linggis dan alat alat sederhana.Batu padas yang dikumpulkan dengan peralatan seadanya seperti linggis ,pacul itu kemudian diangkut di atas dump truk yang sedang mengantri tidak jauh dari area penambangan.

Pada saat kejadian itu ada 2 truk terparkir di area tersebut.Namun naas baru terkumpul sedikit batu di atas satu truk tiba tiba bongkahan batu ambrol dan menimpa keduanya. Satu dari dua truk yang berada tidak jauh dari area tersebut hancur dan terguling. Untungnya sopir masih menunggu di luar lokasi jadi mereka selamat dari ambrolnya material batu tersebut.

Baca Juga: 40 Soal UKK sesuai Kisi-Kisi Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/MA/SMK Semester 2 Tahun Ajaran 2022/2023

Sontak setelah kejadian longsornya material batu terjadi, beberapa orang yang kebetulan berada di lokasi langsung berteriak berlarian meminta pertolongan warga sekitar. Sehingga sejumlah warga yang berdatangan kemudian berupaya mengevakuasi sebisanya.

Dalam proses evakuasi cukup menyulitkan karena tubuh korban tertimbun dan hanya kelihatan kakinya,namun berkat usaha keras warga dengan menggali pelan pelan,selama hampir setengah jam proses evakuasi dan akhirnya jenazah bisa di angkat.Warga kemudian mengangkat jenazah korban menggunkan kain sarung yang kemudian di masukkan ke mobil polisi untuk di antarkan ke rumah duka dan kemudian di makamkan pada hari itu juga.

Lebih lanjut berdasarkan informasi yang berhasil di himpun Media Blora bahwa lokasi kejadian masih bersebelahan dengan bekas penambangan ilegal, yang pada bulan Mei tahun 2015 pernah disidak hingga ditutup Gubernur Jateng.

Dinas ESDM Provinsi Jateng menyebut wilayah tersebut dilarang untuk penambangan karena termasuk dalam kawasan karst Sukolilo. Salah satu perangkat Desa Terkesi yang tidak berkenan di sebutkan namanya membenarkan perihal hal tersebut.

Saat itu tambang batu seluas dua hektar yang disidak oleh Gubernur tidak beroperasi secara manual, melainkan menggunakan Excavator. Dalam penertiban gabungan bersama Polres Grobogan ketika itu, dua alat berat beserta dua operatornya diamankan dan lokasi sidak tersebut berada di titik bersebelahan dengan aktivitas penambangan yang mengalami ambrol dan menewaskan 2 orang tersebut.

Memang penambangan batu yang di lakukan manual di lokasi longsor maupun di area pegunungan Kendeng yang lain sudah menjadi mata pencaharian warga setempat selama puluhan tahun.

Baca Juga: Prediksi 30 Soal PAT Matematika Kelas 4 Semester 2 Sesuai Kurikulum 2013 disertai Kunci Jawaban TA 2022/2023

Nampak pula karena aktivitas tambang sudah di lakukan bertahun tahun maka tebing batu sudah banyak berkurang hingga nampak cekungan akibat setiap hari di keruk sampai ratusan truk,bahkan sampai sampai tidak hanya rusak gunungnya namun juga jalan yang di lewati truk setiap hari hancur dan berlubang sepanjang tahun.

Kadang menjadi dilematis dalam hal ini pemerintah desa di area penambangan tidak bisa ikut campur sehingga aktivitas tambang manual dibiarkan saja karena hal tersebut adalah masuk wilayah urusan perut dan tanah yang di tambang adalah milik warga sendiri yang menurut mereka istilahnya adalah kerja bareng yaitu batu yang dikumpulkan dengan alat seadanya diangkut truk dan dijual dengan harga 350.000 sampai dengan 400.000 per 1 truk.

Dari beberapa kejadian baik aktivitas tambang manual maupun menggunakan alat berat selalu ada kejadian penambang tewas tertimbun.

Seakan menjadi siklus tahunan korban terus berjatuhan setiap tahunnya,masyarakat banyak berspekulasi mulai dari yang mengatakan karena takdir sampai yang beranggapan kejadian tersebut karena penunggu Gunung Kendeng marah akibat alamya yang di rusak terus menerus sehingga kejadian tewasnya penambang menjadi peringatan keras untuk menghentikan penambangan di seluruh area Pegunungan Kendeng

Masyarakat di Pegunungan Kendeng mengharapkan selamat jiwanya dan juga selamat alam tempat tinggalnya tidak ada lagi ada kejadian seseorang tertimbun batu dan tewas.

Apapun alasannya jangan sampai terjadi korban lagi akibat pekerja tewas tertimbun longsor secara tragis,harus ada solusi mengatasi urusan perut masyarakat dan juga pegunungan Kendeng terselamatkan dari kerusakan..***

Editor: M. In`Amul Muttaqin

Tags

Terkini

Terpopuler