“Maaf tuan tadi sewaktu tuan pergi ada sekelompok pencuri datang mengambil sepotong pakaian,” jawab Abu Nawas.
“Lantas apa yang kamu lakukan terhadap pencuri itu?,” tanya sang majikan.
“Aku ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa,” jawab Abu Nawas berpura-pura ketakutan.
“Lalu mengapa isi kendiku hilang? Apakah juga diminum oleh pencuri itu?,” tanya si majikan.
“Tidak Tuan,” ucap Abu Nawas dengan polosnya.
“Lantas siapa yang telah meminumnya?,” tanya majikan lagi. “Sekali lagi mohon maaf Tuan majikan karena takut akan dimarahi oleh tuan maka aku putuskan untuk memilih bunuh diri saja menggunakan racun yang ada dalam kendi itu. Hamba pikir hamba akan mati, tapi ajal hamba belum sampai Tuan,” kata Abu Nawas.
Mendengar jawaban jujur dan keahlian akal pikir Abu Nawas membuat majikan yang semula akan marah akhirnya mengurungkan niatnya.
Majikannya sadar jika semua itu karena kesalahannya yang telah pelit dan membohongi pekerjanya.
Demikianlah kisah dari kecerdasan dan kecerdikan Abu Nawas dalam menyadarkan seseorang.***