MEDIA BLORA - Sri Lanka mengalami kebangkrutan yang cukup parah sehingga menyebabkan kondisi masyarakat utamanya yakni para wanita banyak yang kehilangan pekerjaan.
Wanita-wanita tersebut akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung ke dalam bisnis prostitusi.
Adapun tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari setelah mereka kehilangan pekerjaan.
Perempuan yang bergabung dalam prostitusi tadi, dulunya bekerja di industri tekstil.
Namun karena keterbatasan keterampilan yang mereka miliki, mereka beralih dan terpaksa memilih menjadi pekerja seks.
Dikutip MEDIA BLORA dari harian Sri Lanka, The Morning, wanita yang dulunya bekerja di industri tekstil kini telah beralih ke dalam sebuah prostitusi untuk mendapatkan pekerjaan alternatif.
Mereka mengkhawatirkan akan diberhentikan secara paksa karena perekonomian negara yang hampir runtuh.
Pekerja industri tersebut pun akhirnya menjadi khawatir karena menurut laporan dari Badan Perdagangan Forum Asosiasi Pakaian Gabungan Sri Lanka menjelaskan bahwa Sri Lanka sudah kehilangan 10-20% pesanannya ke Negara India dan Bangladesh dikarenakan krisis ekonomi.
Hal ini tentunya telah mengguncang kepercayaan pembeli.
Dalam laporan terbarunya The Morning juga menyampaikan Telegraph Inggris dalam laporan sebelumnya, mengutip bahwa adanya kenaikan sebesar 30% jumlah wanita yang telah bergabung dengan prostitusi seks di Ibu Kota Kolombo sejak Januari tahun 2022.
Kedua informasi publik tersebut dikutip dari Stand Up Movement Lanka (SUML), menjelaskan bahwa kelompok advokasi pekerja seks faktanya memang terkemuka di negara itu.
Inflasi yang sangat tinggi menjadi faktor adanya kontribusi pada pergeseran ke arah perdagangan seks yang utama yang telah menurunkan upah sehingga kini industri tekstil merosot.
Ditambah juga dengan kelangkaan bahan bakar, makanan dan juga obat-obatan di negara yang sedang diperangi, membuat para wanita ini menjalani sebuah skenario kehidupan yang suram.
Baca Juga: Beruntung, Jika Anda Mengalami Kedutan Mata di Bagian Ini, Adapun Mitos dan Faktanya Seperti Berikut
Laporan juga menunjukkan bahwa karena kelangkaan akut tersebut termasuk dalam komoditas penting, wanita juga dipaksa untuk dapat bertukar makanan dan juga obat-obatan untuk prostitusi seks dengan pemilik toko lokal.***