MEDIA BLORA - Al Muflis adalah seseorang yang rugi karena keadaannya yang bangkrut di akhirat.
Semasa hidup di dunia, dia adalah orang yang mengerjakan banyak amalan-amalan shalih, tetapi semua amalan tersebut tidak ada gunanya dikarenakan ulahnya sendiri yang dikerjakan selama di dunia.
Dikutip MEDIA BLORA dari berbagai sumber, berikut ini adalah penjelasan Nabi Muhammad SAW tentang Al Muflis.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari sebagian umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Akan tetapi ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman."
Diantara kezaliman yang dimaksud adalah ia pernah mencela saudaranya, menuduh orang lain tanpa bukti (memfitnah), memakan harta yang bukan miliknya, menumpahkan darah orang, memukul orang lain (tanpa hak).
Sebagai tebusan atas kedzaliman yang telah diperbuat, dipindahkanlah kebaikannya kepada orang-orang yang dizalimi. Hingga diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim 6522).
Baca Juga: Kenapa Mata Selalu Berkedip? Tanpa Kita Sadari, Ternyata Ini yang Menjadi Salah Satu Alasannya
Dalam riwayat lain Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
“Siapa yang pernah berbuat kedzaliman terhadap saudaranya baik menyangkut kehormatan saudaranya atau perkara-perkara yang lainnya, maka hendaklah ia segera meminta kehalalan dari saudaranya tersebut pada hari ini (di dunia) sebelum tidak ada lagi kesempatan untuk menebus kesalahan yang dilakukan, yakni pada hari kiamat). Bila ia memiliki banyak amal shalih, maka diambillah amal tersebut darinya sesuai kadar kedzalimannya (dan akan diberikan kepada orang yang didzaliminya sebagai tebusan/pengganti kedzaliman yang pernah dilakukannya semasa hidupnya). Namun bila ia sama sekali tidak memiliki kebaikan, maka ditimpakan kejelekan orang yang pernah didzaliminya lalu dipikulkan kepadanya.” (HR. Bukhari 2449).
Subhanallah, sungguh sangat merugi sekali orang-orang yang demikian ini.
Ruginya adalah hal yang ditabung selama hidup di dunia akan sirna karena ulah yang dilakukannya sendiri.
Ia tidak bisa menjaga lisannya, tangannya, dia hanya melampiaskan apa yang ingin dilampiaskan tanpa mampu mengendalikan emosi bahwa hal tersebut akan berbahaya dan tidak memikirkan akhiratnya.***