“Tentu saja kek, Karena rasa syukur inilah yang membuatku senantiasa bersikap jujur balas.” Balas Abu Nawas.
Jin itupun tersenyum mendengar penuturan Abu Nawas.
“Saya kagum sama kamu wahai anak muda, Karena rasa syukurmu dan kejujuranmu saya akan hadiahkan kedua kapak ini untukmu.” Kata jin tersebut.
Kemudian Jin yang menyamar sebagai kakek tua pergi meninggalkan Abu Nawas.
Sementara Abu Nawas pulang dengan membawa kapak jelek yang biasanya ia gunakan, kapak yang terbuat dari emas dan kapak yang berlapiskan mutiara.
Namun ujian yang dihadapi Abu Nawas tidak berhenti sampai disitu.
Di hari berikutnya saat ia kembali menebang pohon di hutan, Jin yang pernah menolong Abu Nawas terus mengawasi gerak-geriknya.
“Saya akui Abu Nawas bukanlah orang yang mudah tergoda oleh harta, tapi bukankah lelaki paling mudah tergoda bila dihadapkan dengan wanita, aku punya ide lagi untuk mengujinya.” Kata jin tersebut ketika Abu Nawas masih sibuk mencari kayu di hutan.
Jin itu segera pergi menuju rumah Abu Nawas.
Setibanya di sana jin itu mendapati Istri Abu Nawas sedang mencuci, tanpa pikir panjang jin itu segera menculiknya dan menyembunyikannya di alam jin.