Seiring bertambahnya usia, Nabi Muhammad SAW mulai bekerja sebagai seorang pedagang.
Beliau dikenal sebagai Al-Amin (Orang yang Terpercaya) dan Al-Sadiq (Orang yang Jujur) oleh masyarakat Mekah karena integritasnya dalam perdagangan.
Pengalaman ini mengajarkan kejujuran, keadilan, dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
5. Perjalanan Hidup yang Menyelamatkan
Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, beliau terlibat dalam upaya penyelamatan Ka'bah ketika bangunan suci itu diperbaiki.
Keberhasilan dalam pemindahan Hajar Aswad (Batu Hitam) menjadi salah satu momen penting dalam hidupnya dan membuktikan kebijaksanaan dan keadilan beliau.
6. Meditasi dan Renungan
Sebelum menerima wahyu Allah di usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering melakukan meditasi dan merenung di Gua Hira di pegunungan sekitar Mekah.
Pada suatu hari, di tengah meditasinya, wahyu pertama turun kepada beliau, yang kemudian menjadi awal misi kenabian beliau.
Dengan mengenali kehidupan awal Nabi Muhammad SAW, kita dapat memahami bagaimana beliau tumbuh menjadi sosok yang dianggap sebagai utusan terakhir Allah.