Network
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga memperkirakan penghapusan HET minyak goreng kemasan bisa membuat harganya melesat dari Rp14 ribu jadi Rp25 ribu per liter.
Lebih rinci, ia memprediksi harga minyak kemasan premium dapat menyentuh level Rp24.800 hingga Rp25 ribu per liter. Sementara, untuk kemasan sederhana Rp22.900 hingga Rp23 ribu per liter.
Sahat menjelaskan prediksi harga tersebut berdasarkan harga crude palm oil (CPO) hasil tender dari Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) yang senilai Rp15.864 per kilogram (kg). CPO sendiri merupakan bahan baku pembuatan minyak goreng.
Terkait dengan peraturan baru tentang harga minyak gotorng ini, warga mengaku sangat keberatan dengan 'ledakan' harga komoditas tersebut.
Namun, mengingat kelangkaan minyak karena adanya subsidi, menjadikan warga mengakui dilema. Harga murah tapi barang tidak ada, tetapi kalau mahal barangnya ada banyak.
Baca Juga: Update Harga Terbaru Minyak Goreng Kemasan di Minimarket dan Swalayan
Tentu saja yang diharapkan warga mendapatkan minyak goreng dengan harga yang tidak memberatkan dan tersedia banyak di pasaran, tidak seperti kemarin yang justru minyak goreng langka karena murah.
Menanggapi harga minyak goreng terbaru, menurut beberapa warga, harga tersebut mencekik masyarakat.
Kondisi itu memberatkan warga karena saat ini banyak bahan pokok yang memang rata-rata naik, terlebih masih kondisi pandemi Covid-19.
Masyarakat memang tidak bisa terlepas dari kebutuhan minyak goreng, jadi bagaimanapun juga mahalnya akan tetap ditempuh.
Sebagian warga lebih memilih yang penting tidak kesulitan mendapatkan minyak goreng daripada murah tapi setiap hari berburu minyak. Bahkan antri berjam-jam hanya demi 2 liter minyak goreng.
