Baca Juga: Punya Perut Buncit? Konsumsi Minuman Ini Untuk Mengatasinya
Tidak hanya warga lokal, diketahui konsumennya berasal dari dalam desa maupun luar desa, bahkan pada pedagang di pasar pun membeli dan menjual kembali.
Dalam sehari, Tumijan dapat memproduksi 2 sampai 3 cobek sekaligus. Bahkan kalau orderan lagi ramai, dia mampu memproduksi 1 lumpang, 2 cobek dan 3 ulekan.
Memanfaatkan batu kali. Tumijan dalam sebulan dapat meraup penghasilan sekitar 3-5 juta rupiah.
“Penghasilan relatif mas, tergantung minat pasar dan permintaan, kadang bisa sampai 5 juta, kadang kalau sepi ya minim-minim 3jt mas,” ujarnya.
Dalam sesi wawancara tersebut. Tumijan juga mengungkapkan mengenai limbah pecahan-pecahan batu. Bahwa untuk limbah, biasanya dia menjual dalam bentuk batu kerikil atau pecahan-pecahan batu.
Baca Juga: Makanan Tradisional Juga Dikategorikan Makanan Sehat, Yuk Simak Penjelasannya
Limbah tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku tambahan untuk pengecoran beton, pengecoran rumah hingga jalan setempat.
Mulai dari bahan baku yang mudah untuk didapatkan, sekalipun kalau membeli dengan harga yang cukup murah serta memanfaatkan limbah secara maksimal. Perlu kita apresiasi ide dan gagasan Tumijan sebagai pengusaha hingga pengrajin cobek atau layah tersebut.***