Tantrum Pada Anak, Kenali Penyebab dan Bagaimana Cara Mengatasinya

- 18 Januari 2022, 22:30 WIB
Ilustrasi anak tantrum
Ilustrasi anak tantrum /Foto : Freepik/

 

MEDIA BLORA – tidak sedikit orangtua yang mengetahui penyebab tantrum pada anak. Dan tidak sedikit pula orangtua yang stress menghadapi anak ketika tantrum.

Faktor penyebab tantrum pada anak bermacam – macam, mulai dari faktor luar dan faktor dalam.

Factor dalam penyebab tantrum anak biasanya dari dalam dirinya sndiri contoh ketakutan pada suatu kejadian atau barang dan juga benda.

Sedangkan penyebab tantrum dalam factor luar biasnya meliputi linglkungan sekitar,orang tertentu.

Baca Juga: Mengejutkan, Ini Sinopsis Serial Layangan Putus Episode 10 yang Penuh Teka-teki

Sebagai orang tua baik ayah ataupun ibu harus mengenali apa saja hal – hal yang menjadi penyebab tantrum pada anak.

Anak yang tantrum umumnya disebabkan oleh rasa kesal, marah, dan frustasi. Bisa juga muncul karena anak merasa lelah, lapar, dan tidak nyaman..

Anak yang tantrum akan meluapkan emosinya dengan cara menangis kencang, berguling – guling dilantai, sampai melempar barang.

Sebagian besar anak pasti pernah mengalami tantrum, dan sebagian besar orang tua tidak menyadari akan hal tersebut merupakan tantrum.

Beberapa faktor penyebab tantrum pada anak :

Biasanya tantrum disebabkan oleh terbatasnya kemampuan anak untuk mengekspresikan perasaannya. Karena itu, mereka hanya bisa meluapkan emosinya dengan cara menangis, berteriak-teriak dan menjerit.

Tidak hanya anak-anak yang masih kecil, anak yang lebih besar pun juga bisa mengalami tantrum. Hal ini bisa jadi karena mereka belum belajar cara yang lebih tepat untuk mengekspresikan atau mengelola perasaannya.

Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi penyebab tantrum:

1.Lingkungan

Tantrum bisa saja disebabkan karena anak merasa kewalahan oleh sesuatu. Jadi, bila Si Kecil sering tantrum ketika berada di lingkungan tertentu, berhentilah sejenak dan perhatikan hal apa di lingkungan tersebut yang menyebabkan anak mengamuk.

Apakah mungkin karena tempat tersebut terlalu banyak orang? Atau lingkungan tersebut terlalu berisik? Terlalu sempit? Terlalu banyak warna? Atau apakah anak mengamuk karena terlalu sering disentuh orang lain?

2.Ketakutan

Kemungkinan lain penyebab tantrum pada anak adalah ketakutan. Bila kamu takut laba-laba, coba bayangkan bagaimana perasaanmu bila suatu hari nanti bertemu dengan laba-laba? Tentunya kamu akan merasa takut yang luar biasa bukan?

Bila penyebab tantrum pada anak kamu adalah rasa takut, pikirkanlah cara bagaimana kamu dapat membantu anak untuk belajar mengendalikan rasa ketakutannya saat melihat bahaya.

3.Orang Tertentu

Tantrum pada anak kadang-kadang juga dapat dipicu oleh orang tertentu. Misalnya, Si Kecil mungkin baru saja bertengkar dengan saudaranya.

Pada kebanyakan kasus, anak-anak yang tantrum karena hal ini dapat membaik dengan sendirinya tanpa campur tangan orangtua.

Baca Juga: Korea Drama Snowdrop Menggambarkan Kekejaman NSP di Tengah Kontroversi atas Pemuliaannya

Namun, bila amarahnya tidak kunjung membaik dan malah memburuk, segeralah lakukan sesuatu untuk menenangkan anak.

4.Waktu Tertentu

Perhatikan juga apakah tantrum anak terjadi pada waktu-waktu tertentu? Bila iya, kemungkinan anak bergumul dengan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada waktu itu.

Misalnya, Si Kecil tantrum setiap kali ayah atau ibu akan pergi meninggalkan rumah untuk bekerja. Bila demikian, cobalah memberi pengertian pada anak mengenai hal itu dan berilah waktu perpisahan yang sedikit lebih lama bagi anak.

5.Kata-Kata Tertentu

Coba pikirkan apakah ada kalimat yang ayah atau ibu ucapkan yang menjadi pemicu tantrum pada anak? Misalnya, ayah atau ibu mungkin melarang Si Kecil melakukan sesuatu dengan menakut-nakutinya atau mengancamnya, sehingga membuat anak mengalami tantrum.

Bila kata-kata ayah atau ibu yang menjadi penyebab tantrum anak, cobalah untuk memikirkan kalimat atau cara mendisiplinkan anak yang lebih baik.

6.Ke-Plin-Plan-an Orangtua

Menjadi orangtua memang sangat menyibukkan dan melelahkan, sehingga wajar saja bila orangtua mudah kehilangan konsistensi alias menjadi plin-plan.

Jadi, ketika ayah atau ibu mengatakan pada anak bahwa ia boleh bermain sekarang juga, lalu tiba-tiba berubah pikiran dan mengatakan pada anak bahwa ia baru boleh main setelah makan malam, hal ini bisa membuat anak marah dan akhirnya mengalami tantrum.

Demikian penjelasan singkat tentang tantrum yang sering dialami oleh anak dan apa saja penyebabnya.***

Editor: Moch Eko Ridwan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x