MEDIA BLORA - Ukraina khawatir bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir taktis melawan mereka dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Analisis CIA terbaru menyebut hal ini sebagai pertanyaan, meskipun teknologi nuklir Rusia bukanlah tipuan.
Direktur CIA William Burns mengatakan kepada Financial Times pada hari Sabtu bahwa temuan intelijen AS menunjukkan tidak ada bukti praktis bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina.
Namun, Putin tidak mau kalah, sehingga AS perlu fokus pada potensi ancaman nuklir.
"Kami, sebagai badan intelijen, saat ini tidak melihat bukti praktis bahwa Rusia berencana menggunakan senjata nuklir taktis," kata Burns.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang mengatakan Rusia akan menggunakan senjata nuklir.
Pernyataan ini mengkhawatirkan negara-negara Barat.
Apakah Zelenskyy melebih-lebihkan?
Kremlin juga membuat bantahan, mereka tidak akan menempatkan senjata nuklir di negara tetangga.
"Rusia menganut prinsip bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir dan itu tidak boleh digunakan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexei Zaitsev.
Dari sudut pandang teknologi, kemampuan nuklir Rusia bukanlah lelucon.
Rusia memiliki lebih dari 700 hulu ledak nuklir.
Jika ada serangan nuklir di Rusia atau jika ada ancaman nuklir terhadap negara Rusia, mereka akan membalas.
Tidak seperti hulu ledak yang dipasang pada ICBM, senjata nuklir taktis berukuran lebih kecil.
Senjata-senjata ini adalah perangkat bertenaga rendah yang dapat dijatuhkan dari pesawat, dipasang pada rudal jarak pendek, atau ditembakkan dari artileri.***