Islam Melarang Mencela Makanan. Perbuatan Ini Berbeda Jauh dengan Ajaran Nabi SAW

- 16 April 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi: Islam Melarang Mencela Makanan
Ilustrasi: Islam Melarang Mencela Makanan /Pixabay

 

MEDIA BLORA – Mencela makanan berarti merendahkan kenikmatan yang diberikan Allah SWT. Sehingga tidak bersyukur akan nikmat Allah SWT dan merupakan perbuatan yang berbeda dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Seseorang yang mencela makanan berarti dia telah menolak rezeki yang Allah SWT karuniakan kepadanya. Sedangkan segala nikmat dari Allah SWT wajib kita syukuri, bukan malah kita cela.

Makanan termasuk nikmat yang amat berharga dari Allah SWT. Namun, masih ada saja orang yang tidak menghargai karunia ini dengan mencela hidangan yang disuguhkan kepadanya dengan berbagai celaan.

Larangan mencela makanan dikarenakan pada hakikatnya makanan merupakan ciptaan Allah SWT, sehingga tidak boleh dicela.

Baca Juga: Asupan Nutrisi Ibu Hamil Harus Dijaga, 5 Jenis Makanan ini Cocok untuk Ibu Hamil

Adapun dari sisi penjelasannya terkait larangan ini, yaitu celaan terhadap makanan akan menyebabkan adanya rasa sedih dan menyesal di dalam hati orang yang telah membuat dan menyiapkan makanan tersebut.

Dengan alasan ini pula, maka Nabi SAW menutup pintu ini, sehingga tidak ada jalan masuknya rasa sedih ke dalam hati seorang muslim. Perbuatan mencela makanan merupakan tindakan yang berbeda jauh dengan ajaran Nabi SAW.

Menurut Imam Nawawi, mulianya akhlak Rasulullah SAW karena tidak pernah mencela makanan, seperti mengatakan makanan tersebut kurang asin, kurang enak, kurang matang, dan sebagainya, apalagi kemudian membuangnya. Itu lebih dilarang

Sebaiknya jika seseorang tidak menyukai suatu makanan maka hendaklah ia meninggalkannya atau tidak memakannya, tanpa mencela makanan tersebut.

Sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, mengenai adab Nabi SAW dalam hadis yang artinya sebagai berikut:

“Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau menyukai suatu makanan, beliau memakannya. Jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 3563)

Baca Juga: Doa Mau Makan dalam Bahasa Arab Lengkap dengan Tata Cara Makan Menurut Islam

Sehingga, jika kita disuguhi hidangan atau makanan, hendaknya kita menyantapnya. Jika memang enggan dan tidak menyukainya, hendaknya kita diam dan membiarkan hidangan itu tanpa mencelanya sedikit pun.

Jangan sampai kita membuat murka Allah SWT sebagai penciptanya, ataupun membuat sedih orang yang telah memasaknya.

Hal yang mungkin diperbolehkan, jika kita merasakan ada yang kurang dalam masakan, lalu memberi saran kepada orang yang memasaknya supaya di masa yang akan datang bisa membuat masakan lebih lezat.

Pada kondisi seperti ini, seorang tersebut tidak bermaksud mencela makanan, tetapi memberikan masukan atau pengajaran untuk selanjutnya lebih baik lagi.

Tetapi perlu diperhatikan dalam menyampaikan, yakni dengan bahasa yang baik dan tidak menyinggung pula. Lakukan dengan penuh rasa hormat dan menghargai yang sudah dikerjakan.

Disisi lain, berbeda halnya jika terkait dengan makanan yang haram. Nabi SAW melancarkan celaan padanya. Bahkan melarang mengkonsumsinya.

Sikap dalam menghadapi makanan yang kita teladani dari Nabi SAW, apabila makanan yang dihidangkan Nabi Muhammad SAW sukai, maka beliau menyantapnya.

Sedangkan sikap Nabi Muhammad SAW saat menghadapa jamuan yang tidak menarik hati, maka beliau tidak menjamahnya dengan tanpa mengeluarkan komentar miring apapun terhadapnya.

Baca Juga: Berbagai Camilan Ini Tidak Membuat Naik Berat Badan, Salah Satunya Sering Kita Makan Lho

Kiranya seperti itu tindakan yang kita bisa lakukan, dengan tetap berperilaku baik walau tidak berkenan dengan apa yang kita rasakan. Islam begitu menjunjung tinggi akan saling menghargai dan menjaga perasaan sesama umat, baik Islam maupun non Islam.***

Editor: Muhammad Ma`ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah