Puasa Ramadhan setelah 15 Hingga 18 Hari sebagai Puncak Detoksifikasi Racun pada Tubuh. Ketahui Faktanya

- 19 April 2022, 10:21 WIB
Puasa Ramadhan 1443 H merupakan cara tubuh mendetoksifikasi racun.
Puasa Ramadhan 1443 H merupakan cara tubuh mendetoksifikasi racun. //Pixabay.com/RitaE/

 

MEDIA BLORA - Puasa  adalah cara yang bagus mengistirahatkan tubuh dari seluruh racun dalam jumlah besar yang berada di tubuh. Membuang racun atau detoksifikasi terjadi juga pada saat menjalankan puasa ramadhan.

Puasa ramadhan memiliki manfaat luar biasa bagi tubuh. Salah satunya adalah mengeluarkan toksin atau racun, sehingga mencegah seseorang mengalami toksemia (keracunan dalam darah)

Puasa dapat membersihkan tubuh dari racun dan kotoran karena ketika puasa semua orangan bekerja secara maksimal untuk memperbaiki diri dan dapat meningkatkan regenerasi sel.

Sel-sel yang sudah rusak akan digantikan sehingga racun dalam tubuh dapat dibersihkan.

Baca Juga: 4 Amalan Malam Nuzulul Qur'an 17 Ramadhan yang Menjadikan Berkah

Detoks atau Detoksifikasi yang merupakan proses menghilangkan racun, dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit dan memperbarui kemampuan organ-organ tubuh untuk menjaga kesehatan yang optimal.

Puasa yang dilakukan di bulan Ramadhan bisa dibilang merupakan cara mudah dan aman berdetoks. Saat berpuasa, secara alami usus akan membersihkan diri. Di saat yang sama, organ tubuh lainnya seperti hati dan lambung juga akan beristirahat.

Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit.

Dengan berpuasa, tentu ada jeda sekian jam bagi hati untuk beristirahat. Sementara lambung merupakan keranjang makanan yang tidak protes meski yang masuk adalah makanan tidak sehat.

Bagi yang ingin memanfaatkan momen puasa sebagai detoksifikasi yang maksimal, perbanyaklah konsumsi buah dan sayuran segar, sebagai menu sahur dan berbuka.

Buah dan sayur adalah jenis makanan yang memiliki kandungan air dan serat yang tinggi, sehingga dapat membantu melancarkan pembuangan racun dari usus.

Baca Juga: Bupati Blora, Arief Rohman Memerintahkan untuk Menutup Kafe dan Bar Karaoke Selama Bulan Ramadhan

Selain itu, buah dan sayur juga mengandung banyak vitamin, mineral, dan antioksidan yang sangat diperlukan organ-organ tubuh.

Adapun siklus Detoks ketika melaksanakan puasa bulan ramadhan akan mengalami puncaknya pada saat pertengahan bulan atau sekitar hari ke 15 hingga ke 18 hari. Hal ini tergantung pada kondisi tubuh yang berbeda satu dengan lainnya.

Sehingga pada fase ini, tubuh akan mengalami penurunan stamina yang mengakibatkan terasa lemas dan puasa dirasa begitu berat.

Namun jangan khawatir, setelah fase ini terlewati, maka tubuh akan terasa ringan dan puasa pun tidak begitu berat dijalani. Tubuh segar kembali dan akan mudah menyelesaikan sisa hari puasa di bulan ramadhan.

Puasa ramadhan dapat membantu detoks, simak faktanya sebagai berikut, yang dikutip dari beberapa sumber terpercaya:

  1. Racun akan dikeluarkan dari tubuh. Saat berpuasa, lebih dari 12 jam tubuh tidak mendapat asupan makanan atau kalori dan proses peningkatan lemak akan meningkat.

Simpanan karbohidrat di tubuh berkurang, jadi tubuh akan mengubah lemak menjadi energi untuk memulihkan aktivitas kita selama berpuasa.

Racun yang ada di dalam tubuh akan disimpan ke dalam sel lemak. Jadi kompilasi lemak meningkat karena berpuasa, racun-racun yang disimpan dalam lemak juga akan dipecah dan dikeluarkan dari tubuh.

  1. Puasa memperbaiki sel-sel tubuh. Molekul-molekul sisa yang terbentuk dapat menumpuk di dalam sel dan menyebabkan kerusakan. Sel yang sudah rusak, tidak perlu lagi dan perlu dibuang.

Saat kita berpuasa dan jumlah makanan yang masuk ke tubuh kita, sel di dalam tubuh kita akan mendapatkan asupan kalori yang lebih sedikit, sehingga sel harus bekerja lebih efisien.

Sel-sel tubuh akan mengeluarkan komponen yang tidak diperlukan dan bagian sel yang sudah rusak, atau mendaur ulang zat-zat tersebut menjadi bagian sel yang masih diproses dengan baik. Dengan cara ini, sel tubuh dapat bekerja dengan normal.

  1. Kadar gula darah dapat diperbaiki dengan berpuasa. Hubungan puasa erat dengan hormon insulin dan glukagon.

Insulin dan glukagon adalah hormon yang membantu tubuh dalam kadar gula darah, kedua hormon ini berkebalikan.

Saat tubuh mendapat asupan makanan, khususnya karbohidrat, tubuh akan meningkatkan produksi hormon Insulin, sedangkan hormon glukagon meningkat. Sebaliknya, saat tubuh sedang berpuasa, hormon glukagon akan meningkat dan proses autofagi juga meningkat.

 Baca Juga: Tiga Kecerdasan IQ), EQ), dan SQ) yang perlu Diketahui. Temukan Perbedaan dari Ketiganya

  1. Konsumsi serat membantu detoks. Pada saat berpuasa, tetap memperhatikan asupan makanan yang sehat dan baik, termasuk asupan serat.

Serat akan membantu kesehatan sistem pencernaan, yang merupakan salah satu organ detoksifikasi.

Dengan waktu makan yang terbatas selama berpuasa, mungkin terasa lebih sulit untuk dikonsumsi serat atau sayuran dalam jumlah yang cukup.

 Baca Juga: Ternyata Mengkonsumsi Kopi yang Pahit Bisa Bermanfaat untuk Kesehatan Jantung, Inilah Faktanya

Solusi alternatifnya bisa dengan mengkonsumsi suplemen kaya serat untuk membantu sistem pencernaan melakukan detoks dengan optimal.***

Editor: Muhammad Ma`ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah