Dampak Ketidakpastian Global, Presiden Jokowi Ajak Masyarakat untuk Berhemat dan Menabung

23 Mei 2022, 11:06 WIB
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). /BPMI Sekretariat Presiden/

MEDIA BLORA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ajak masyarakat untuk berhemat dan menabung di kondisi ketidakpastian global ini.

Ajakan tersebut di sampaikan langsung oleh Jokowi saat menemui 3 ribu relawan Projo di Borobudur Kabupaten Magelang, Sabtu, 21 Mei 2022.

Menurut Presiden Jokowi, kondisi ketidakpastian global ini dialami oleh seluruh negara dunia.

Menurutnya ada dua penyebab, yakni pandemi yang belum berakhir dan perang antara Rusia dan Ukraina.

Kedua hal inilah yang membuat seluruh negara dunia termasuk Indonesia mengalami situasi tidak menentu dalam beberapa sektor penting yakni pangan dan energi.

Baca Juga: Jika Amalkan Surah ini Sebanyak 100 Kali Setiap Hari, Maka Akan Masuk Surga Sampai 7 Turunan kata Gus Baha

“Pandemi hampir selesai muncul persoalan baru perang di Ukraina. Satu persoalan belum rampung muncul hal lain. Perang itu jauh dari kita tapi dampaknya semua negara mengalami. Harus saya sampaikan apa adanya, semua negara tidak mudah. Negara kita juga tidak gampang menghadapi persoalan besar ini. Pemulihan ekonomi yang kita hitung muncul tahun ini ditimpa perang Rusia-Ukraina. Tidak mudah mengelolanya, baik yang berkait anggaran negara, pertumbuhan ekonomi, kenaikan harga, tidak mudah terutama dua hal di seluruh dunia yakni energi (BBM, Gas, Listrik) kedua, pangan naik semuanya. Semua negara yang namanya gandum, naiknya lebih 30 persen. Bahkan kemarin di Amerika, susu bayi tidak ada barangnya. Sampai kehabisan barang, begitu juga bensin,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, bahwaPemerintah sudah berusaha keras untuk menjaga kestabilan harga dalam negeri terutama pangan dan energi.

Pemerintah menggelontorkan subsidi negara yang jumlahnya sangat besar yakni Rp502 trilyun, hal itu demi kepentingan rakyat kecil.

Baca Juga: Jangan Pelihara Hewan ini di Rumah, Karena Bikin Pintu Rezeki Tertutup Kata Gus Baha

“Kita masih bertahan agar Pertalite tidak naik. Pertamax naik, tapi yang punya mobil mewah tidak apa-apa yang pakai mereka. Pertalite kita tahan betul agar harganya Rp7.650 padahal kalau saya lihat di Jerman, bensin Rp31 ribu, Singapura Rp32 ribu, Thailand Rp20.800, Amerika Rp18.000. Kita masih Rp7.650. Subsidi APBN besar sekali, masalahnya tahan kita sampai kapan kalau perangnya tidak rampung-rampung. Untuk mempertahankan harga Pertalite, LPG, listrik di bawah 3000 pemerintah keluar besar sekali Rp502 trilyun. Bansos kita Rp154 trilyun, APBN kita masih memiliki kekuatan ini tapi semua sulit diprediksi karena ketidakpastian global,” tambah Jokowi.

Jokowi juga mengatakan, bahwa saat ini pemerintah terus berusaha menciptakan kestabilan pangan.

Salah satunya adalah beras, di mana harga rata-rata di berbagai daerah mencapai Rp10.600 per kilogram.

“Coba kita lihat negara lain, harga beras di Korea Selatan Rp53 ribu, Filipina Rp18 ribu. Ini harus kita syukuri. Tiga tahun ini sudah tidak impor beras sama sekali meski ada impor, namun untuk beras khusus yang dimakan orang Jepang, Korea, India. Tapi yang biasanya kita impor 1,5 juta sampai 2 juta ton pertahun sudah tiga tahun ini kita tidak. Ini harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar,” kata Jokowi.

Baca Juga: Jangan Pakai Shampo Seperti ini Saat Melakukan Mandi Besar, Simak Penjelasan Dari Gus Baha

Selain itu, Jokowi juga menceritakan sulitnya menstabilkan harga minyak goreng di tanah air.

Kesulitan itu terjadi karena adanya pengaruh tingginya harga global, kondisi Eropa yang menaikkan harga minyak ternyata diikuti negara lain termasuk Indonesia.

“Minyak goreng, ini bukan persoalan mudah. Sudah sejak awal Januari naik, sama seperti harga pangan lain. Karena harga global tinggi semua negara ikut. Di Eropa naik, harga dalam negeri ketarik. Akhirnya saya stop, minyak goreng tak boleh ekspor. Ini kebijakan tak mudah. Begitu distop, harga tandan sawitnya jatuh turun, petani dan pekerja sawit ada 17 juta orang. Negara mencari keseimbangan tidak mudah. Begitu juga urusan income negara, pajak sawit, bea ekspor sawit itu gede sekali Rp60 sampai 70 trilyun padahal APBN sangat butuh penerimaan negara. Tapi kuncinya sudah ketemu, seminggu dua minggu ini minyak goreng curah Rp 14 ribu,” tambah Jokowi.

Jokowi mengingatkan kepada masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki.

Karena, menurut Jokowi, kondisi ketidakpastian ini belum diketahui kapan akan berakhir.

Baca Juga: Ingin Terhindar dari Kemiskinan? Lakukan Amalan ini Ketika Masuk Rumah, Berikut Penjelasan Gus Baha

“Kesulitan global ini tidak pasti, sampai kapan. Saya minta rakyat berhemat, menabung. Apabila ada keadaan tertentu yang tidak kita prediksi, rakyat masih punya cadangan, negara juga punya cadangan,” pungkas Jokowi.***

Editor: Ahmat Arif Muzazin

Tags

Terkini

Terpopuler