Ratu Kalinyamat Resmi Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional:Berikut Sejarah Perjuangannya Melawan Portugis

10 November 2023, 09:15 WIB
Ilustrasi. Ratu Kalinyamat, pendahulu Kartini yang diusulkan jadi Pahlawan Nasional. /Melawan Lupa/Youtube

MEDIA BLORA – Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2023 hari ini masyarakat Jepara mendapat kabar gembira bahwa Ratu Kalinyamat resmi di nobatkan sebagai Pahlawan Nasional.Kerja keras yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Jepara Jawa Tengah dalam mengajukan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional, akhirnya kini membuahkan hasil.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo segera menetapkan Retno Kencono atau Ratu Jepara yang berkuasa pada tahun 1549-1579 itu, sebagai pahlawan nasional bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan di Istana Negara hari Jum’at 10 November 2023.

Perjuangan untuk mengajukan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional sejak tahun 2007 sempat di tolak karena belum cukup literasi untuk di nobatkan sebagai Pahlawan Nsional namun kemudian di tahun 2018, Pemkab Jepara bersama komponen masyarakat Jepara melakukan riset kembali dan ternyata di temukan bukti bukti bahwa Ratu Kalinyamat memang patut di teladani karena cintanya terhadap tanah air dan keberaniannya mengusir penjajah serta di temukan bukti bukti pendukung yang valid dari riset yang di lakukan Pemerintah Jepara sehingga akhirnya di terima.

Sebelum Ratu kalinyamat di tetapkan sebagai Pahlawan Nasional terdapat dua orang pahlawan nasional yang berasal dari Kabupaten Jepara, yakni dr. Cipto Mangunkusumo dan pahlawan emansipasi wanita R.A. Kartini.

Berikut Biografi Ratu Kalinyamat dan Sejarah Perlawanannya Melawan Portugis

Nama asli Ratu Kalinyamat adalah Retna Kencana, puteri dari Sultan Trenggono, raja Demak yang berkuasa pada tahun 1521-1546.Ratu Kalinyamat adalah adik dari Sunan Prawoto atau Raden Bagus Mukmin pewaris tahta Demak yang wafat terbunuh oleh utusan Ariyo Penangsang.Ratu Kalinyamat Pada usia remaja ia dinikahkan dengan Pangeran Kalinyamat.

Baca Juga: Contoh 30 Soal UAS PAS Fikih Kelas 9 Semester 1 Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2023 2024 beserta Kunci Jawaban

Pangeran Kalinyamat berasal dari luar Jawa. Terdapat berbagai versi tentang asal-usulnya. Masyarakat Jepara menyebut nama aslinya adalah Win-tang, seorang saudagar Tiongkok yang mengalami kecelakaan di laut. Ia terdampar di pantai Jepara, dan kemudian berguru pada Sunan Kudus.

Versi lain mengatakan, Win-tang berasal dari Aceh. Nama aslinya adalah Pangeran Toyib, putera Sultan Mughayat Syah Raja Aceh . Toyib berkelana ke Tiongkok dan menjadi anak angkat seorang menteri bernama Tjie Hwio Gwan. Nama Win-tang adalah ejaan Jawa untuk Tjie Bin Thang, yaitu nama baru Toyib.

Win-tang dan ayah angkatnya kemudian pindah ke Jawa. Di sana Win-tang mendirikan desa Kalinyamat yang saat ini berada di wilayah Kecamatan Kalinyamatan Jepara sehingga ia pun dikenal dengan nama Pangeran Kalinyamat. Ia berhasil menikahi Retna Kencana putri Sultan Demak, sehingga istrinya itu kemudian dijuluki Ratu Kalinyamat. Sejak itu, Pangeran Kalinyamat menjadi anggota keluarga Kerajaan Demak dan memperoleh gelar Pangeran Hadiri atau lebih di kenal Sultan Hadirin

Pangeran dan Ratu Kalinyamat memerintah bersama di Jepara. Tjie Hwio Gwan, sang ayah angkat, dijadikan patih bergelar Sungging Badar Duwung, yang juga mengajarkan seni ukir pada penduduk Jepara.

Ratu Kalinyamat tercatat melakukan penyerangan terhadap Portugis sebanyak 2 kali.

Serangan Pertama Ratu Kalinyamat pada Portugis yaitu ketika Ratu Kalinyamat menjadi bupati Jepara. Setelah kematian Arya Penangsang tahun 1549, wilayah Demak, Jepara, dan Jipang atau Wilayah Cepu Blora menjadi bawahan Kerajaan Pajang yang dipimpin raja Sultan Hadiwijaya yang sekaligus ipar dari Ratu Kalinyamat.

Ratu Kalinyamat bersikap anti terhadap penjajah Portugis. Pada tahun 1550 ia mengirim 4.000 pasukan dari Jepara dalam 40 buah kapal yang memenuhi permintaan sultan Johor untuk membebaskan Malaka dari kekuasaan bangsa Eropa saat itu.

Pasukan Jepara itu kemudian bergabung dengan pasukan Persekutuan Melayu hingga mencapai 200 kapal perang. Pasukan gabungan tersebut menyerang dari utara dan berhasil merebut sebagian Malaka. Namun Portugis berhasil membalasnya. Pasukan Persekutuan Melayu dapat dipukul mundur, sementara pasukan Jepara masih bertahan.

Baca Juga: Kumpulan Soal UAS PAS Akidah Akhlak Kelas 9 Semester 1 Tahun Ajar 2023 2024 dan Kunci Jawaban Kurikulum 2013

Baru setelah pemimpinnya gugur, pasukan Jepara ditarik mundur. Pertempuran selanjutnya masih terjadi di pantai dan laut yang menewaskan 2.000 prajurit Jepara. Badai datang menerjang sehingga dua buah kapal Jepara terdampar kembali ke pantai Malaka, dan menjadi mangsa bangsa Portugis. Prajurit Jepara yang berhasil kembali ke Jawa tidak lebih dari setengah dari yang berhasil meninggalkan Malaka.

Dari kekalahan yang pertama Ratu Kalinyamata tidak putus asa sehingga pada tahun 1564 melakukan Serangan Kedua pada Portugis lagi.

Saat itu Sultan Alauddin Al - Qahhar dari Kesultanan Aceh meminta bantuan Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Saat itu Demak dipimpin seorang bupati yang mudah curiga, bernama Arya Pangiri, putra Sunan Prawata yang justru membunuh utusan dari Aceh tersebut. Akhirnya, Aceh tetap menyerang Malaka tahun 1567 meskipun tanpa bantuan Jawa. Serangan itu menemui jalan buntu

Pada tahun 1573, sultan Aceh meminta bantuan Ratu Kalinyamat untuk menyerang Malaka kembali. Ratu mengirimkan 300 kapal berisi 15.000 prajurit Jepara. Pasukan yang dipimpin oleh Ki Demang Laksamana itu baru tiba di Malaka bulan Oktober 1574. Padahal saat itu pasukan Aceh sudah dipukul mundur oleh Portugis.

Pasukan Jepara yang terlambat datang itu langsung menembaki Malaka dari Selat Malaka. Esoknya, mereka mendarat dan membangun pertahanan. Tapi akhirnya, pertahanan itu dapat ditembus pihak Portugis. Sebanyak 30 buah kapal Jepara terbakar. Pihak Jepara mulai terdesak, tetapi tetap menolak perundingan damai karena terlalu menguntungkan Portugis. Sementara itu, sebanyak enam kapal perbekalan yang dikirim Ratu Kalinyamat direbut Portugis. Pihak Jepara semakin lemah dan memutuskan pulang. Dari jumlah awal yang dikirim Ratu Kalinyamat, hanya sekitar sepertiga saja yang tiba di Jawa.

Meskipun dua kali mengalami kekalahan, tetapi Ratu Kalinyamat telah menunjukkan bahwa dirinya seorang wanita yang gagah berani. Bahkan Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang berarti "Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.

Demikianlah sejarah perjuangan Ratu Kalinyamat Jepara dengan gagah berani melawan Portugis sehingga layak mendapat gelar Pahlawan Nasional Indonesia.***

Editor: M. In`Amul Muttaqin

Tags

Terkini

Terpopuler