Hari Angklung Sedunia : Tahukah Anda Kalo 16 November adalah Hari Angklung Sedunia

- 18 November 2022, 08:29 WIB
Mengenal Angklung dari sejarah, jenis dan cara memainkan.
Mengenal Angklung dari sejarah, jenis dan cara memainkan. /Pixabay/triyugowicaksono.
MEDIA BLORA – 16 November Google Doodle menampilkan ilustrasi alat musik Angklung untuk memperingati Hari Angklung Sedunia.
Pada tanggal 16 November tepatnya pada Tahun 2010, Angklung tercatat sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia asal Indonesia oleh UNESCO.

Memang bukan tanpa alasan mengapa alat musik khas Jawa Barat ini diakui secara internasional.
Selain karena keunikan suaranya, sejarah Angklung melekat sebagai tradisi, budaya, hingga menjadi identitas masyarakat. Berikut sejarah lengkapnya.

Angklung sangat populer di seluruh dunia,dan warisan budaya yang tak ternilai harganya ini berasal dari tempat yang sekarang menjadi provinsi Jawa Barat dan Banten di Indonesia, dan telah dimainkan oleh orang Sunda selama berabad-abad.

Angklung dan musiknya telah menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Sunda dan cara memainkan Angklung sebagai sebuah orkestra membutuhkan kerja sama dan koordinasi, serta diyakini dapat mengedepankan nilai-nilai kerja tim, saling menghormati, dan keharmonisan sosial.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra 18 November 2022, Cari Tau Apa yang Libra Katakan Hari Ini

Pada tanggal 16 November 2010, UNESCO secara resmi mengakui Angklung Indonesia sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, dan mendorong masyarakat Indonesia dan pemerintah Indonesia untuk menjaga, mentransmisikan, mempromosikan pertunjukan dan mendorong pengerjaan Angklung

Saat ini, Angklung sering ditampilkan pada acara tertentu. Dibeberapa daerah, bahkan ditampilkan seniman jalanan di pinggir pinggir jalan,sebagai seni  yang indah untuk didengarkan. Perlu diketahui bahwa sebenarnya awal sejarah Angklung fungsinya sebagai sarana hiburan.

Angklung sendiri berasal dari bahasa Sunda yakitu Angkleung. Angkleungan berarti gerakan tangan yang menggerakkan alat musik bamboo tersebut. Versi lain nama Angklung sendiri merupakan istilah dari suara yang ditimbulkan dari alat musik tersebut yaitu Klung-klung-klung jika di bunyikan.

Alat musik dari bambu ini dulunya digunakan pada ritual keagamaan. Angklung akan dimainkan masyarakat sebagai media untuk mengundang Dewi Sri yaitu Dewi Padi atau Dewi Kemakmuran agar turun ke bumi. Dan selanjutnya di harapkan Sang Dewi Sri akan memberikan berkah yang melimpah dan menyuburkan tanaman padi.

Pada saat upacara ini, masyarakat menggunakan Angklung tri tonik (tiga nada), tetra tonik (empat nada), dan pentatonik (lima nada). Angklung jenis ini biasa disebut Angklung buhun yang berarti 'Angklung tua'.

Saat ini, beberapa desa tradisional masih menggunakan Angklung buhun dalam banyak upacara adat. Termasuk saat merayakan panen raya, ngaseuk pare, nginebkeun pare, ngampihkeun pare, seren taun, nadran, helaran, turun bumi, sedekah bumi, dan lain sebagainya.

Angklung dengan bentuknya yang khas sudah ada sejak zaman kuno. Bahkan keberadaannya lebih dulu daripada orkestra gamelan yang diperkenalkan ke Indonesia saat masuknya budaya Hindu.

Meski demikian, tidak ada sejarah jelas kapan Angklung mulai digunakan. Catatan tertua yang memuat Angklung berasal dari Kerajaan Sunda, sekitar abad 12-16 Masehi.

Angklung tertua dalam sejarah yang masih ada bernama Angklung Gubrag. Peninggalan budaya ini dibuat di Jasinga, Bogor. Kini usianya telah mencapai 400 tahun.

Angklung Gubrag tersimpan rapi di Museum Sri Baduga Bandung dan dahulu Angklung tradisional ini menggunakan tangga nada pentatonik.
Namun, pada 1938, musisi Daeng Soetigna memperkenalkan Angklung dengan tangga nada diatonis. Selanjutnya, Angklung jenis ini dikenal sebagai Angklung padaeng.
Baca Juga: Profil Gareth Bale Kapten Timnas Wales di Piala Dunia 2022 Qatar

Pada 1966, Udjo Ngalagena, murid dari Bapak Daeng Soetigna mengembangkan Angklung berdasarkan tangga nada tradisional Sunda Salendro, Pelog, dan Madenda. Hingga saat ini, kita bisa melihat penampilan Angklung yang memikat dari Saung Angklung Udjo, Jawa Barat.

Berikut cara memainkan Angklung

Angklung adalah alat musik kebanggaan masyarakat Indonesia.Anglung tercipta dari sebuah kearifan lokal masyarakat Sunda JawaBarat.

Alat musik Angklng ini terbuat dari berbagai tabung bambu yang diikatkan pada rangka bambu.

Bambu yang di buat seperti tabung diukir sedemikian rupa sehingga memiliki nada resonansi saat digerakkan atau dipukul dan disetel ke oktaf sehingga menimbulkan bunyi yang berbeda beda sesuai dengan settingan pembuatnya.

Bagian bawah Angklung dipegang dengan satu tangan, sementara tangan lainnya mengguncang bagian atas Angklung sehingga menyebabkan nada berulang dan berbunyi.

Setiap pemain dalam ansambel Angklung biasanya hanya bertanggung jawab untuk satu nada, membunyikan Angklung mereka masing-masing pada waktu yang tepat untuk menghasilkan melodi yang lengkap.

.Berikut Fakta Fakta Angklung sebagai warisan budaya Indonesia.

1.Sebagai alat atau sarana ritual pemujaan

Alat musik Angklung juga dikenal sebagai alat musik untuk sarana pemujaan kepada Dewi Sri (Nyai Sri Pocachi) pada abad ke 12 sampai abad ke 16. Dalam budaya Sunda Dewi Sri Pocachi dimitoskan sebagai Dewi kesuburan tanah serta pertanian yang dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Jawa Barat di era tersebut.

2.Sebagai pemacu semangat perang

Pada masa penjajahan Portugis hingga Belanda, alat musik Angklung banyak dimainkan oleh masyarakat setempat ketika sedang melaksanakan peperangan melawan penjajah. Hal tersebut dilakukan sebagai komando semangat kepada para rakyat yang melawan penjajah sebagaimana diceritakan dalam kidung sunda.

3.Angklung Sangat ditakuti Penjajah

Alat musik Angklung juga dipercaya sebagai alat musik yang ditakuti oleh penjajah. Hal tersebut karena dianggap memiliki unsur mistik yang bisa membawa semangat perlawanan dari para rakyat kepada penjajah.

Sehingga membuat pemerintah Belanda sempat mengeluarkan kebijakan untuk melarang penggunaan alat musik tersebut. Hanya kalangan menengah ke bawah saja yang boleh memainkan Angklung, itupun dibatasi.

4.Angklung dijadikan simbol mata uang

Untuk meningkatkan kecintaan akan budaya melalui alat musik Angklung, pemerintah pun memasukan gambar Angklung kedalam uang koin pecahan Rp 1000 rupiah. Sehingga anak muda di era sekarang mengetahui bahwa terdapat alat musik yang disukai dunia.

5.Angklung dibuat menggunakan bambu khusus

Untuk membuat alat musik Angklung tidak bisa memakai sembarang bambu. Diperlukan bambu khusus yaitu bambu hitam atau awi wulung (Gigantochloa atter), Bampu Tali (Gigantochloa apus) dan bambu tutul (Banbusa vulgaris).

Oleh masyarakat sunda ke tiga jenis bambu tersebut merupakan bambu dengan kualitas terbaik (kuat, berbunyi nyaring dan tidak mudah berjamur).

6.Diperlukan waktu khusus untuk memotong bambu dari pohon

Untuk membuat Angklung menurut kepercayaan masyarakat Sunda, diperlukan waktu tertentu untuk mengambil bambu dari pohon yaitu di waktu pagi (jam 09:00) dan di waktu sore (pukul 14:00-16:00). Dipercaya waktu tersebut dianggap kadar air sedang rendah di dalam pohon bambu.

7.Masuk kurikulum pendidikan di beberapa negara

Sejak beberapa tahun terakhir Angklung mulai masuk ke kurikulum di Amerika. Saat ini, baru satu sekolah di Maryland, yakni Reit Temple Christian Academy yang

sejak enam tahun lalu mengajarkan cara bermain Angklung kepada murid-muridnya. Di Inggris Angklung sudah mulai diajarkan di sekolah-sekolah di negara tersebut.

Pasca ditetapkannya Angklung sebagai warisan dunia oleh UNESCO, beberapa sekolah di Inggris mulai menerapkan Angklung ke dalam kurikulumnya.

8.Setiap tanggal 16 November di peringati sebagai Hari Angklung Sedunia
Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius 18 November 2022, Prediksi Harian Zodiak Aquarius

UNESCO telah mengakui alat musik Angklung kedalam warisan alat musik orisinal dari Indonesia. Sejak saat itu UNESCO menetapkan hari Angklung sedunia pada tanggal 16 November.***

 

 

Editor: Muhammad Ma`ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah