BP Tapera berkomitmen untuk menyelesaikan proses pengembalian dana ini secepatnya.
Namun, proses ini membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan, mengingat jumlah peserta yang terlibat sangat besar dan masalah data yang kompleks.
Masyarakat berharap BP Tapera dapat segera menuntaskan masalah ini agar kepercayaan publik dapat dipulihkan.
Baca Juga: Skandal Tapera: Dari Dana Tak Kembali Hingga Dugaan Korupsi Rp 1 Triliun
Kasus ini memicu ketidakpuasan dan kekhawatiran di kalangan peserta Tapera.
Banyak yang merasa bahwa program ini tidak efektif dalam mencapai tujuannya untuk membantu masyarakat memiliki rumah yang layak.
Apalagi, rencana pemotongan gaji sebesar 3% untuk iuran Tapera dianggap memberatkan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil.
Protes dan kritik dari masyarakat semakin meningkat, menuntut transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik dari BP Tapera.
Mereka meminta agar pengelolaan dana Tapera lebih terbuka dan akurat, serta agar hak-hak peserta dijamin dengan baik.
Dalam upaya merespons kritik tersebut, BP Tapera telah mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, antara lain: