Hal ini tentunya telah mengguncang kepercayaan pembeli.
Dalam laporan terbarunya The Morning juga menyampaikan Telegraph Inggris dalam laporan sebelumnya, mengutip bahwa adanya kenaikan sebesar 30% jumlah wanita yang telah bergabung dengan prostitusi seks di Ibu Kota Kolombo sejak Januari tahun 2022.
Kedua informasi publik tersebut dikutip dari Stand Up Movement Lanka (SUML), menjelaskan bahwa kelompok advokasi pekerja seks faktanya memang terkemuka di negara itu.
Inflasi yang sangat tinggi menjadi faktor adanya kontribusi pada pergeseran ke arah perdagangan seks yang utama yang telah menurunkan upah sehingga kini industri tekstil merosot.
Ditambah juga dengan kelangkaan bahan bakar, makanan dan juga obat-obatan di negara yang sedang diperangi, membuat para wanita ini menjalani sebuah skenario kehidupan yang suram.
Baca Juga: Beruntung, Jika Anda Mengalami Kedutan Mata di Bagian Ini, Adapun Mitos dan Faktanya Seperti Berikut
Laporan juga menunjukkan bahwa karena kelangkaan akut tersebut termasuk dalam komoditas penting, wanita juga dipaksa untuk dapat bertukar makanan dan juga obat-obatan untuk prostitusi seks dengan pemilik toko lokal.***