Kutu air dan musim hujan memang saling kait-mengait. Apalagi bila musim hujan menimbulkan genangan air, bahkan banjir.
Sebab, kondisi ini bisa jadi meningkatkan risiko terjadi penyakit kulit, salah satunya kutu air. Perlu diingat, bakteri penyebab kutu air sering kali hidup di lingkungan bersuhu hangat dan lembap.
Baca Juga: Viral Obyek Wisata Dekat Bandung D'Castello Ciater Dengan Bangunan Kastilnya Seperti Negeri Dongeng
Musim hujan sendiri seringkali membuat lingkungan di sekitar kita menjadi lembap. Tak hanya ruangan saja sebenarnya, barang-barang, seperti kaus kaki, sepatu, dan lain-lain, juga bisa menjadi lembap di musim tersebut.
Alhasil, risiko berkembangbiaknya bakteri ini pun semakin meningkat. Dengan kata lain, risiko terserang kutu air di musim hujam memang akan meningkat.
Oleh sebab itu, sebaiknya selalu menjaga sela-sela jari kaki agar tetap kering. Bila terkena air, segeralah seka kaki atau keringkan kaki setelah terkena air hujan.
Kutu air dapat dideteksi melalui adanya gegara infeksi jamur yang kebanyakan dari jenis jamur dermatophytes.
Jamur jenis ini juga menjadi penyebab kurap. Jamur yang menjadi biang keladi kutu air merupakan jamur yang hidup di lingkungan bersuhu hangat dan lembap. Misalnya, kolam renang atau kamar mandi.
Cara penularan kutu air bisa melalui sentuhan langsung dengan kulit yang terinfeksi atau benda yang sudah terkontaminasi.
Hal yang perlu diwaspadai, bahwa setelah menular jamur ini akan menetap dan berkembang biak di permukaan kulit.