Fakta Tentang Ade Armando Korban Demo BEM SI Yang Kerap Menuai Kontroversi

12 April 2022, 21:17 WIB
Fakta terkait Ade Armando korban Demo BEM SI yang sering menuai kontroversi. /Arsip Antara

MEDIA BLORA- Nama Ade armando tengah menjadi trending topik diberbagai media sosial setelah menjadi korban penganiayaan dan pengkroyokan pada aksi demo BEM SI.

Peristiwa pengkroyokan tersebut terjadi pada Senin, 11 April 2022 di depan gedung DPR.

Sejak menjadi korban pengeroyokan dalam aksi demo BEM SI banyak orang yang dibuat penasaran tentang sosok Ade Armando.

Baca Juga: Profil Ade Armando, Pakar Komunikasi Korban Demo BEM SI 11 April 2022

Ade Armando merupakan dosen komunikasi yang mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).

Pria kelahiran Jakarta 24 September 1961ternyata memiliki beberapa fakta menarik yang patut untuk disimak.

Dilansir MEDIA BLORA dari berbagai sumber berikut fakta menarik tentang Ade Armando.

1. Ade Armando putra diplomat ulung

Tak banyak yang tahu bahwa Ade Armando adalah putra seorang diplomat ulung.

Ade Armando lahir dari pasangan Mayor Jus Gani dan Juniar Gani. Sang ayah adalah seorang diplomat pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

2. Ade Armando seorang pegiat media sosial

Selain sebagai dosen, Ade Armando tercatat sebagai Direktur Komunikasi, Saiful Mujani Research and Consulting.

Ade Armando juga aktif di media sosial hingga menjadikannya sebagai salah satu pegiat media sosial.

Ia juga tetap aktif dalam dunia jurnalistik, terutama lewat channel YouTube Cokro TV. Bahkan ada informasi, ia ikut aksi demo di DPR juga bersama tim Cokro TV untuk sekaligus misi peliputan.

3. Ade Armando sosok yang penuh kontroversi

Sebagai seorang pegiat media sosial, Ade Armando tak lepas dari kontroversi.

Maka tak heran jika banyak netizen Indonesia yang mencapnya sebagai sosok yang penuh kontroversi.

Adapun beberapa kontroversi yang dibuat Ade Armando di antaranya yaitu, mengunggah meme mirip 'Joker' Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di akun Facebooknya pada November 2009.

Tak ayal aksinya tersebut menuai banyak kecaman, terutama oleh para pendukung Anies.

Selain itu, pada 25 Januari 2017, Ade Armando juga sempat membuat publik marah saat menuliskan kalimat di Facebooknya bahwa "Allah kan bukan kan bukan orang Arab.

Tentu Allah senang kalau ayat-ayatnya dibaca dengan gaya Minang, Ambon, Cina, Hiphop, Blues”.

Unggahan tersebut kemudian dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Penyidik sempat menetapkan Ade sebagai tersangka dugaan pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Namun, kasus ini belum diketahui tindaklanjutnya.

Ade Armando juga pernah mengunggah foto Habib Rizieq bersama sejumlah ulama mengenakan topi Santa Claus pada Desember 2017.

Atas unggahan itu, Ade Armando dilaporkan ke Bareskrim Polri. Ade dilaporkan atas kasus dugaan tindak pidana ujaran kebencian bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)

sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) juncto Pasal 156 KUHP.

Tidak hanya itu pada 2018, Ade Armando dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada April 2018 karena diduga menyatakan bahwa azan tidak suci.

Cuitan tersebut ditulis saat sedang heboh Sukmati membaca puisi membandingkan kidung dengan suara azan.

Selain itu, Ade Armando juga pernah menyebut bahwa LGBT tidak diharamkan dalam Islam. Pernyataan kontroversial itu dibuat pada Juli 2015.

Bagi Ade Armando LGBT itu bawaan lahir, bahkan menurutnya, Alquran tidak pernah melarang perilaku homoseksual. Yang dilarang adalah perilaku seks sodomi.

Demikian beberapa fakta terkait Ade Armando.***

 

Editor: Moh. Ali Ridlo

Tags

Terkini

Terpopuler