Hal itu dikarenakan, jumlah bahan baku minyak goreng yang diproduksi dan diekspor jauh lebih besar ketimbang kebutuhan dalam negeri.
Jadi, menurutnya, masih ada sisa kapasitas yang sangat besar jika semua pihak mau dan punya niat untuk memenuhi kebutuhan rakyat sebagai prioritas.
"Dengan mudah kebutuhan dalam negeri dapat dicukupi," ujar Jokowi.
Jokowi meminta kesadaran para industri minyak sawit untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Jokowi mengingatkan kepada para pelaku usaha minyak sawit untuk melihat persoalan kelangkaan minyak goreng ini dengan lebih baik dan jernih.
"Prioritaskan dulu dalam negeri, penuhi dulu kebutuhan rakyat," tambah Jokowi.
Menurut Jokowi, kelangkaan minyak goreng di dalam negeri ini sudah berlangsung selama empat bulan.
Pemerintah sudah membuat sejumlah kebijakan, namun belum juga efektif untuk mengatasi masalah kelangkaan minyak goreng dan harga yang tinggi.
Presiden Jokowi merasa prihatin, sebab sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia justru mengalami kelangkaan minyak goreng.
"Dan saya sebagai presiden tak mungkin membiarkan itu terjadi," ujar Jokowi.