Viral Selat Muria di Prediksi Akan Muncul Akibat Banjir Yang Melanda Daerah Demak dan Eks Karesidenan Pati

- 21 Maret 2024, 14:52 WIB
Viral Selat Muria di Prediksi Akan Muncul Akibat  Banjir
Viral Selat Muria di Prediksi Akan Muncul Akibat Banjir /Papermapx/YouTube

MEDIA BLORA – Heboh tentang prediksi selat Muria akan muncul lagi sebab banjir bertubi tubi yang melanda Demak dan daerah Eks Karesidenan Pati mulai Jepara,Kudus,Demak,Grobogan di kepung banjir bahkan sampai melumpuhkan akses jalan nasional pantura yaitu daerah perbatasan Kudus dan Demak sampai 2 kali.

Tahun 2024 ini sedikitnya semenanjung Muria dua kali dihantam banjir besar. Memang daerah ini sudah rutin menjadi langganan banjir akibat luapan sungai Wulan. Namun apa yang terjadi awal tahun 2024 ini sungguh diluar dugaan karena Demak yang dulu aman aman saja di tahun 2004 ini mengalami banjir sampai 2 kali,bahkan makam Sunan Kalijaga Demak sampai terendam banjir.

Pada Ahad, 17 Maret 2024 jalur pantura Jawa di wilayah Demak-Kudus di Kecamatan Karanganyar kembali lumpuh total terendam banjir. Air menggenangi jalan dan tak bisa dilalui kendaraan. Banjir Demak juga terjadi bulan lalusekitar hari Kamis, 8 Februari 2024, di lokasi yang sama. Ketika itu banjir menggenangi Jalur Pantura serta pemukiman dan lahan pertanian di sekitarnya selama sepekan lebih.

Bencana banjir yang terus berulang di wilayah itu disebut-sebut berhubungan dengan selat Muria, sebuah bentang alam perairan yang pernah memisahkan pulau Muria dengan pulau Jawa. Seiring berjalan waktu, selat perlahan semakin dangkal hingga air menyusut dan lama kelamaan selat itu hilang. Banjir saat ini dirumorkan sebagai indikasi kembalinya selat Muria tersebut. Lantas, bagaimana kisah Selat Muria, dilansir dari berbagai sumber inilah fakta-faktanya: 

Studi antropologi oleh De Graaf dan Pigeaud (1985), serta sejarawan Prancis Lombard (1996) mengasumsikan bahwa gunung Muria sebelumnya merupakan pulau yang terpisah dari pulau Jawa. Pada periode sebelum abad ke-17 kedua pulau dipisahkan oleh sebuah selat.

Baca Juga: Latihan 50 Soal Ujian Sekolah Matematika Kelas 9 beserta Kunci Jawaban Sesuai Kurikulum 2013 TA 2023 2024

Lombard menjelaskan kota-kota tua seperti Demak, Jepara, Kudus, Pati, Juwana, dan Rembang merupakan pelabuhan-pelabuhan utama yang penting di sepanjang wilayah pesisir utara selat Muria yang memisahkan Jawa dan Muria.

Pada periode abad ke-16, kota-kota pelabuhan ini merupakan jalur pelayaran pintas yang menghubungkan Demak di bagian barat Muria dengan Pati-Juwana di bagian timur Muria, dan memainkan peran penting dalam masalah ekonomi, politik, dan wilayah pada era Sultan Trenggono tahun 1504-1546.

Lombard sendiri menggambarkan gunung Muria yang memiliki ketinggian 1.602 meter sebagai sebuah pulau.

De Graaf dan Pigeaud berspekulasi bahwa muara Sungai Lusi atau Serang terletak di selat Muria yang sangat dangkal di sepanjang Demak, Pati dan Juwana yang memisahkan Jawa dan Muria.

Selat Muria di perkuat adanya penemuan fosil terumbu karang dan moluska purba di daerah Patiayam.

Zona ini dikenali sebagai bagian utara selat Muria dimana fosil terumbu karang pesisir dan banyak fosil moluska ditemukan, seperti Tridacna.sp, Cassis tuberosa, Tonna allium, Haliotis asinine.

Bahkan di daerah Grobogan ada daerah yang namanya Tirem.Tirem sendiri adalah nama hewan laut sejenis kerang yang sering di konsumsi masyarakat pesisir Jepara.Ini menunjukkan bahwa daerah tersebut memang dulunya adalah lautan.

De Graaf dan Pigeaud menyebut selat Muria mengalami pendangkalan berangsur-angsur setelah abad ke-17 sehingga kapal kapal tidak dapat lagi berlayar di jalur tersebut. Kapal-kapal kecil hanya dapat melintas ketika musim hujan terjadi.

Satu-satunya sungai yang tersisa untuk kapal berlayar adalah Sungai Serang dan Sungai Wulan yang bermuara di pantai Jepara hingga abad ke-18, di mana perahu dapat berlayar hingga ke wilayah Godong Kabupaten Grobogan.

Karena mengalami pendangkalan sedimentasi sehingga lambat laun Selat Muria menghilang,sehingga cekungan daerah Demak yang merupakan bagian dari selat Muria awalnya berupa cekungan yang berisi air laut yang diapit oleh tiga pegunungan, yaitu Pegunungan Muria, Pegunungan Kendeng, serta Pegunungan Rembang.

Cekungan ini mulai terisi oleh limpahan material hasil erupsi vulkanik Gunung Muria dan juga dari proses denudasional Pegunungan Kendeng yang membawa pasokan materialnya dan diangkut melalui sungai yang bermuara di cekungan Demak.

Material sedimen banyak terakumulasi karena aliran sungai tertutup oleh endapan erupsi vulkanik yang kemudian menutup arah aliran sungai sehingga material sedimen tidak dapat diteruskan ke laut tetapi mengendap di muara sungai yang berkembang menjadi delta Welahan.

Kemudian, delta Tuntang terbentuk lebih cepat dibanding dengan delta Kudus. Hal ini disebabkan karena delta tersebut mendapat pasokan material dari Sungai Tuntang, dan juga mendapat pasokan material sedimen dari Sungai Lusi yang memiliki aliran cukup besar.

Daerah Demak sekarang dapat dikatakan merupakan hasil perkembangan dari Delta Tuntang, Delta Welahan, dan Delta Kudus..

Alhasil, pada muara sungai terbentuk tumpukan material sedimen yang kemudian berkembang menjadi delta.

Cekungan terdalam dari selat Muria di sinyalir adalah menjadi Sungai yang memanjang dari Jepara sampai ke Pati Juwana yang masyarakat Pati menyebutnya Bengawan Silugonggo.

Minggu terakhir bulan Februari 2024 media sosial di hebohkan dengan foto Gunung Muria di utara Jawa Tengah tampak terpisah dari Pulau Jawa. Menurut beberapa warganet, Gunung Muria terlihat terpisah dari Pulau Jawa karena wilayah di sekitarnya dulu merupakan Selat Muria. Mereka juga menyebutkan, terjadi penurunan tanah di Semarang, Kudus, Pati, dan Rembang yang menyebabkan wilayah ini terendam banjir.sampai berulang ulang.

Dari fakta fakta yang di himpun Media Blora dari berbagai sumber tersebut daerah Demak dan Eks Karesidenan Pati bisa di simpulkan dulunya adalah Selat Muria,namun jika muncul prediksi bahwa Selat Muria akan muncul lagi bahkan sampai beredar cerita tentang (danyang) atau penunggu gaib minta Wedus Kendit atau Kambing yang pinggangnya melingkar warna putih sebagai sedekah bumi.Wallahu a’alam bisowab.***

Editor: M. In`Amul Muttaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x