Sukolilo Pati Kampung Maling Adalah Statemen Berlebihan Justru Masyarakatnya Berbudaya dan Menjaga Tradisi

- 20 Juni 2024, 05:55 WIB
Sukolilo Pati Kampung Maling Adalah Statemen Berlebihan Justru Masyarakatnya Berbudaya dan Menjaga Tradisi
Sukolilo Pati Kampung Maling Adalah Statemen Berlebihan Justru Masyarakatnya Berbudaya dan Menjaga Tradisi /Desa Sukolilo/

MEDIA BLORA – Wilayah Sukolilo yang akhir akhir ini viral pasca kejadian pengeroyokan di Desa Sumbersoko sehingga image Sukolilo menjadi buruk bahkan di cap sebagai kampung maling dan kampung bandit sebenarnya terlalu berlebihan.

Kejadian ini memicu sejumlah pemilik rental mobil mengeluhkan kehilangan  kendaraan mereka saat memasuki Sukolilo. Akibatnya, wilayah ini dicap sebagai tempat pengepul mobil bodong di media sosial dan Google Maps tertulis Kampung Maling Mobil,Kampung Bandit dan masih banyak lagi sebutan buruk terhadap Sukolilo.

Wilayah Sukolilo sendiri terdiri dari 16 Desa yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani jadi karena kasus di salah satu desa tersebut tidak bisa di jadikan alasan dan tidak bisa di jadikan tolak ukur untuk menghakimi masyarakat Sukolilo sebagai Kampung Maling apalagi Kampung Bandit.

Orang orang di luar Sukolio tidak memahami bagaimana masyarakat Sukolilo yang sebenarnya justru  masyarakat Sukolilo yang sebenarnya adalah masyarakat yang berbudaya dan menjaga tradisi adiluhung yang di wariskan oleh leluhurnya.Kejadian pengeroyokan itu hanya di lakukan beberapa oknum di salah satu desa .

Jika mau melihat kondisi masyarakat Sukolilo lebih mendalam  justru mereka adalah orang orang yang menjaga tradisi budaya,orang orang yang mempunyai etos kerja yang kuat.

Ini terbukti masyarakat Sukolilo dari seluruh desa setiap tahunnya selalu menngelar sedekah bumi untuk menghormati bumi sebagai tempat yang di anugerahkan yang maha kuasa kepada mereka.

Masyarakat Sukolilo terbukti  sangat kompak baik yang tinggal di wilayah Sukolilo maupun di perantauan.

Baca Juga: 7 Kekurangan HP OPPO Find N3 Flip: Smartphone Ini hanya Mendukung Perekaman Video 4K 60 FPS

Satu hal yang membuktikan bahwa masyarakat Sukolilo adalah masyarakat yang berbudaya dan menjaga tradisi adiluhung dari leluhurnya adalah adanya tradisi Meronan.

Meron adalah tradisi memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW yang berlangsung di kecamatan Sukolilo. Upacara ini ditandai dengan arak-arakan nasi tumpeng yang menurut masyarakat setempat disebut Meron. Nasi tumpeng tersebut dibawa ke masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara selamatan.

Prosesi Meron tersebut diikuti oleh aneka ragam kesenian tradisional setempat dan setelah upacara selamatan selesai, nasi Meron kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung.

Tidak hanya itu di Sukolio terdapat  Masyarakat yang menyebut dirinya Sedulur Sikep salah satu kepercayaan yang ada di Indonesia. Masyarakat ini adalah keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep, di mana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar kekerasan.

Mereka sangat cinta damai  dan menjaga alam serta lingkungan mereka ,jadi sama sekali tidak ada ajaran kekerasan namun kelembutan jiwa dan prilaku yang di ajarkan.

Semua kearifan lokal yang di milii masyarakat Sukolilo tersebut jauh dari sikap kekerasan yang di sematkan kepada masyarakat Sukolilo apalagi di sebut kampung maling ,kampung bandit dan stigma buruk lainnya jelas sangat berlebihan.

Camat Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Andrik Sulaksono juga membantah keras label Kampung Maling  yang disematkan pada wilayahnya. Pernyataan ini disampaikan Andrik saat menjadi narasumber di program Kabar Utama, tvOne  pada Kamis, 13 Juni 2024.

Andrik menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan merugikan reputasi warga Sukolilo yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan taat membayar pajak.

 Tudingan Sukolilo sebagai Kampung Maling sangat tidak berdasar karena  warga Sukolilo baik dan aktivitas mereka sama seperti daerah-daerah lainnya.

Camat Andrik juga mengajak pemilik rental mobil yang kehilangan  kendaraan untuk melapor kepada polisi dan kalaupun yang disampaikan warganet ini benar, itu adalah ranah kepolisian.

Lebih lanjut, Andrik menolak narasi bahwa Sukolilo dipenuhi kendaraan bodong, mengingat adanya layanan samsat keliling setiap Kamis yang mendapatkan sambutan baik dari warga. Antusiasme masyarakat Sukolilo dalam membayar pajak  kendaraan sangat tinggi dan ini terbukti setiap layanan Samsat Keliling selalu ramai di penuhi warga yang membayar pajak kendaraan bermotor.

Demikian sepenggal narasi tentang kondisi masyarakat Sukolilo yang sebenarnya yang di rangkum dari berbagai sumber bahwa Pati Cinta Damai.***

 

Editor: M. In`Amul Muttaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah