Akibat kenaikan harga kedelai secara terus menerus tersebut, jumlah perajin tahu dan tempe terus berkurang, khususnya perajin yang kecil.
Padahal pemerintah sudah tidak mengenakan bea masuk terhadap komoditas kacang kedelai.
Keadaan ini ditanggapi Rachmat Gobel, Wakil Ketua DPR RI, ia meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk segera turun tangan mengatasi kenaikan harga kedelai.
Langkah ini dibutuhkan untuk memberikan ketenangan pada masyarakat maupun pada perajin tahu dan tempe.
Langkanya tahu dan tempe rentunya membuat masyarakat resah. Bila ada, harganya lebih mahal dibandingkan dengan hari biasanya.
Seperti di Pasar Induk Jagir Wonokromo, hanya ada beberapa tumpukan tempe dan tahu. Tempe yang dijual dengan kemasan plastik maupun berselimut daun pisang.
Diketahui dari pernyataan warga, harga tempe balok dengan kemasan plastik satunya dijual dengan harga Rp 10.000, yang memang lebih mahal dari sebelumnya, dan itu pun barangnya tidak banyak.
Baca Juga: Memanfaatkan Kelapa untuk Dijadikan Minyak Goreng. Caranya Mudah Dilakukan. Mari Kita Coba
Sedangkan untuk harga tahu yang biasanya di kisaran Rp 2.000 kini melambung hingga Rp 5.000. Hal itu terjadi karena tidak banyak pasokan dari agen tahu dan tempe.
Para pedagang sengaja memang tidak banyak memproduksi. Harga kedelai yang mahal membuat mereka membeli bahan tidak banyak-banyak karena takut tidak laku.