Network
“Dalam perhitungan ‘pranoto mongso’ adalah perhitungan waktu, yaitu saat bulan Oktober kemarin yaitu tepatnya tanggal 14 sampai dengan 16 November itu disebut jatuh pada pranoto mongso ke lima”, ungkap Mbah Mandor Riyono.
Pranoto mongso di mana masa ini adalah masa pancaroba masa ke lima. Masa banyak sekali berbarengan dengan jatuhnya rahmat Tuhan Yang Maha Esa berwujud angin bebarengan dengan masa penyakit.
Di mana stamina yang rendah maka mudah sekali terkena segala penyakit. Inilah berdasarkan perhitungan ‘pranoto mongso’ dimana di dalam masa ke lima ini cuacanya sama sekali tidak bersahabat.
Di sini mungkin banyak terjadi hujan yang tidak menentu di lain daerah akan terjadi banjir.
Di mana di sini hujannya luar biasa sekali deras dan dibarengi dengan petir dan seterusnya, dilain tempat justru terjadi terang benderang tidak ada sedikitpun mendung dan seterusnya.
Inilah yang dinamakan bahwa cuaca iklim di masa ini tidak bersahabat dengan Kita”, tambahnya.
Para petani juga tidak bisa bercocok tanam, belum bisa menabur benih padi karena tidak bisa terjadi penyerapan air yang bagus.
“Bagi petani yang seharusnya saat ini sudah mulai siap-siap menabur benih akan sulit, karena sawah itu sendiri belum bisa dibajak atau belum bisa di traktor, belum bisa di cangkul dalam.Istilah Jawanya karena airnya ini datang habis, datang habis dan datang habis. Peresapan menghilang karena sebagian besar sudah menjadi bangunan-bangunan zaman sekarang. Sehingga peresapan air ini hilang, disaat air datang luar biasa namun sebentar akan menghilang”, imbuhnya.
Dari berbagai hal yang akan terjadi di akhir tahun 2021, disebabkan oleh langkah dan ulah tangan manusia itu sendiri.
“Inilah yang menurut perhitungan ‘pranoto mongso’ situasi atau akibat yang terjadi karena ulah tangan manusia. Karena manusia itu sendiri yang melangkahnya ini tidak sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada inilah yang akan terjadi makanya saya bilang yaitu hati-hati dan waspada di akhir tahun 2021”, imbuhnya.
